TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Klaster pesantren di Kota Tasikmalaya diduga berawal dari adanya beberapa orang santri yang baru datang dan ikut proses belajar mengajar di pesantren tersebut.
Tak berselang beberapa hari puluhan santri mengalami gejala Covid-19 salahsatunya tak bisa merasakan indra penciuman sampai akhirnya hasil tes swab PCR positif corona.
"Awalnya ada salah satu santri yang kehilangan indra penciuman. Setelah itu, dilakukan tes swab kepada 16 santri di pesantren itu. Hasilnya tiga orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19," jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra Hendriana, kepada wartawan di Bale Kota Tasikmalaya, Selasa (16/2/2021).
Baca juga: 375 Santri Tasikmalaya Positif Covid-19, Plt Wali Kota: Antisipasi Seharusnya Dilakukan Kemenag
Hendra menambahkan, pihaknya langsung melakukan tracing dan melakukan tes terhadap 832 orang di pesantren itu sebagian besar adalah santri.
Dari total sampel itu diketahui 45 persennya atau sebanyak 375 orang positif corona hasil tes swab PCR.
"Ada tambahan lagi 5 santri positif dan jumlahnya menjadi 380 orang dan sisanya negatif hasilnya," tambahnya.
Dari total yang terkonfirmasi positif, tambah Hendra, sebanyak 159 orang di antaranya adalah santri putra, 171 santri putri, dan 50 orang pengajar.
Bagi santri bergejala atau pengajar yang sudah berusia di atas 50 tahun akan ditempatkan di RSUD dr Soekardjo.
Setidaknya, terdapat 15 tempat tidur di RSUD dr Soekardjo yang dapat digunakan untuk menampung pasien positif dari klaster pesantren tersebut.
Baca juga: Klaster Pesantren Merebak di Tasikmalaya, Bangunan Isolasi Darurat Sampai Tak Muat....
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.