Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Satu Keluarga Seniman di Rembang Bantah Habisi Korbannya dengan Celurit

Kompas.com - 15/02/2021, 12:32 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

REMBANG, KOMPAS.com - Sumani, pelaku tunggal pembunuhan satu keluarga seniman di Rembang telah mengakui perbuatannya.

Sumani tega menghabisi nyawa keempat korbannya karena ingin menguasai harta benda yang dimiliki oleh korban.

"Jadi pengakuannya enggak ada sama sekali dendam, intinya yang disampaikan begini timbulnya khilaf untuk menguasai harta benda milik korban, bahasanya pencurian," ucap kuasa hukum Sumani, Darmawan Budiharto saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/2/2021).

Baca juga: Pembunuh Satu Keluarga Seniman di Rembang Bantah Punya Dendam dengan Korbannya

Darmawan mengatakan saat Sumani melakukan aksinya, tidak menggunakan sabit seperti yang diungkap oleh pihak kepolisian.

Sumani, membunuh para korbannya tersebut menggunakan balok kayu.

"Kalau sabit sudah kami tanyakan kepada tersangka, dia enggak tahu. Dia enggak mengakui adanya sabit itu. Kalau (menghabisinya) pakai kayu betul, kayu semacam balok itu ada di TKP, dia dapat di TKP, di depan rumah," katanya.

Menurut Darmawan, hubungan Sumani dengan korban yakni sebatas rekan kerja.

Baca juga: Sempat Dirawat karena Tenggak Pestisida, Kondisi Pembunuh Satu Keluarga Seniman di Rembang Membaik

 

Sebelum melakukan aksi brutalnya tersebut, Sumani berencana untuk berbincang-bincang terkait jual beli gamelan.

"Rekan kerja, tapi memang sudah lama mengingat Covid ini enggak ada pekerjaan, ya dia ke sana dalam rangka mau tanya-tanya terkait mau beli gamelan. Karena ada semacam aspirasi dari anggota dewan, dia menanyakan harga gamelan dan sebenarnya sudah sepakat harganya segala macam," terangnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com