Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Pendeteksi Longsor di Nganjuk Tak Berbunyi, Wabup: Mungkin Butuh Perawatan

Kompas.com - 15/02/2021, 12:03 WIB
Usman Hadi ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com - Tanah longsor menimpa rumah-rumah warga di RT 001 RW 006, Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (14/2/2021) sore.

Sebenarnya, ada alat pendeteksi longsor yang terpasang di sekitar lokasi.

Akan tetapi, alat tersebut tidak mengeluarkan bunyi tanda bahaya, sehingga sebagian warga tidak sempat menyelamatkan diri.

"Alat deteksi (longsor), kemarin tidak sempat bunyi, mungkin karena butuh perawatan. Sebenarnya ada, tapi karena tidak bunyi langsung terjadi longsor itu," kata Wakil Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, Senin (15/2/2021).

Baca juga: Longsor di Nganjuk, 23 Orang Hilang, 14 Warga Terluka

Berdasarkan data yang dihimpun Pemkab Nganjuk, masih ada 16 korban yang hingga kini belum ditemukan.

Korban yang berhasil dievakuasi sebanyak lima orang, dua di antaranya dalam kondisi meninggal dunia.

Alat berat berupa ekskavator diterjunkan untuk membantu mencari korban yang diduga tertimbun longsor.

Pantauan Kompas.com, ada satu alat berat yang telah diterjunkan sejak pagi.

Rencananya, ada tiga alat berat lainnya yang juga akan didatangkan untuk mempermudah pencarian korban.

"Ini dapat bantuan dari Jombang juga, kami ada sekitar 4-5 alat berat (yang diterjunkan)," kata Marhaen Djumadi.

"Hari ini kami akan melakukan, ini kan juga ada Kapolres, Dandim, BPBD Provinsi, coba kami akan mulai evakuasi, jalan ini (yang penting) tembus dulu untuk mencari korban," papar dia.

Trauma healing

Untuk mengurangi trauma yang dialami korban, Pemerintah Kabupaten Nganjuk telah mengadakan trauma healing sejak Minggu malam.

Trauma healing ini juga menyasar anak-anak.

"Kurang lebih 100 orang yang mengungsi, sudah kita amankan, kondisi baik-baik saja," kata Marhaen.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com