SEMARANG, KOMPAS.com - Mantan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Nurdin Halid menanggapi adanya aksi penolakan dari mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) terkait pemberian gelar doktor kehormatan kepadanya.
Dia tidak mempermasalahkan hal tersebut. Menurutnya, adanya protes dalam demokrasi bukan keanehan.
"Dalam demokrasi biasa ada pro dan kontra. Itu biasa saja bagi saya. Itu hak mereka. Tidak semua orang pasti setuju dengan sebuh keputusan. Pasti ada yang setuju atau tidak. Itu hak mereka tapi nanti fakta akan membuktikan sebuah kebenaran terhadap sebuah pemberian gelar," katanya kepada wartawan, Jumat (11/2/2021).
Baca juga: Unnes Beri Gelar Doktor Honoris Causa kepada Nurdin Halid, Mahasiswa Protes
Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia ini mengaku tidak memiliki akses dengan petinggi kampus Unnes terkait dengan pemberian gelar kehormatan tersebut.
Penilaian juga telah diberikan oleh kampus Unnes berdasarkan hasil karyanya yang telah dibuat.
"Itu sudah dikaji oleh tim akademik oleh promotor yang ada di Unnes. Saya tidak ada akses di sini, tidak kenal rektornya, tidak kenal dekannya. Saya tidak kenal siapa siapa di sini, tapi beliau memahami bahwa apa yang terjadi sekarang itu adalah konsep yang saya canangkan dari tahun 2004," ujarnya.
Unnes memberikan gelar kehormatan berdasarkan Peraturan Menristekdikti Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Gelar Doktor Kehormatan dan Peraturan Rektor Nomor 21 Tahun 2018 tentang Pedoman Pemberian Gelar Doktor Honoris Causa.
Baca juga: Nurdin Halid: Kami Insan Koperasi Siap Menangkan Jokowi
Sebelumnya diberitakan, mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) melakukan aksi diam di depan Rektorat, Kamis (11/2/2021).
Mereka memprotes pemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada mantan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid karena sosoknya yang kontroversial.