Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persentase Kematian Covid-19 di NTB Tertinggi di Indonesia karena Kurang Tracing

Kompas.com - 11/02/2021, 10:31 WIB
Fitri Rachmawati,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus mengalami peningkatan, termasuk angka kematian karena virus itu.

Dari 8.407 kasus positif Covid-19, 360 orang dilaporkan meninggal dunia atau 4,28 persen.

NTB masuk diurutan pertama untuk persentase kematian di Indonesia atau melebihi rata-rata persentase kematian Covid-19 secara nasional, dalam 4 pekan terakhir ini.

Juru bicara Satgas Covid-19 NTB, Gede Putu Aryadi, mengatakan, hal itu terjadi karena minimnya upaya tracing dalam sebulan terakhir ini.

"Memang kalau dilihat dari angka kematian, NTB masih termasuk tinggi, itu sesuai dengan data dari Satgas Covid pusat. Satgas pusat telah mempublis bahwa NTB angka kematiannya tinggi," kata Aryadi, kepada Kompas.com di Mataram, Rabu (10/2/2021) sore.

Baca juga: Soal Gili Tangkong, Pemprov NTB: Tak Ada Pulau yang Boleh Dijual, apalagi Dimiliki Pribadi

Aryadi mengatakan, per 10 Februari 2021, angka positif Covid-19 di NTB tercatat 8.407 kasus, dengan 360 orang meninggal dunia.

Dia menyebut, persentase kematian covid-19 di NTB tercatat tertinggi dalam pekan ini, yaitu 4,28 persen, lebih tinggi dari rata-rata angka nasional 2,72 persen atau 32.167 kasus  kematian.

"Tapi, dari data kami, kasus kematian di NTB itu, sebagian besar atau 65 persen itu adalah pasien covid dengan penyakit penyerta, dari segi usia rata-rata yang meninggal usia di aras 50 tahun," ujar dia.

Angka kematian tertinggi dalam pekan ini di wilayah Kabupaten Sumbawa yang merupakan zona merah.

Meski dalam data keseluruhan kasus kematian tertinggi di Kota Mataram, mencapai 112 kasus kematian, Kabupaten Sumbawa 64 kasus kematian hingga 10 Februari 2021 ini.

Kasus kematian Covid-19 di NTB selama awal bulan 2021 ini, berdasarkan data Satgas Covid-19 NTB, dalam sehari saja terjadi 2-5 kasus kematian dengan angka positif 70 hingga 100 kasus per harinya.

Atas kondisi tersebut, dilakukan upaya tracing masif yang dilakukan Pemerinta Kota Mataram di sejumlah areal publik, seperti pasar, supermarket dan areal publik lainnya.

Mengingat tingginya angka atau persentase kematian di NTB karena lemahnya upaya tracing atau penemuan kasusnya masih lemah.

"Saat ini telah ada komitmen satgas covid di kabupaten, kota, provinsi hingga ke desa mulai melakukan tracing masif, akan memudahkan penemuan kasus, sehingga angka kematian bisa ditekan," kata Aryadi.

Rendahnya tracing awal tahun 2021 ini, selain karena fasilitas di kabupaten dan kota yang belum dimaksimalkan.

Aryadi mengatakan, kurangnya koordinasi menjadi upaya lemahnya tracing Covid-19 di sejumlah wilayah di NTB.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com