Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alih Fungsi Hutan dan Pembukaan Lahan di Batam Dinilai Ancaman bagi Lingkungan Hidup

Kompas.com - 08/02/2021, 17:13 WIB
Hadi Maulana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com – Alih fungsi hutan di Batam, Kepulauan Riau (Kepri) dinilai berdampak negatif.

Hutan lindung maupun hutan konservasi yang telah berubah fungsi dan banyaknya pembukaan lahan dinilai mengganggu kelangsungan ketersediaan dan kualitas air baku di waduk.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menyoroti hal tersebut.

Dedi meminta agar Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup dapat melakukan langkah-langkah cepat penanganan.

Sebab menurut Dedi, penambangan ilegal terus terjadi di Batam.

Bahkan, menurut Dedi, penambangan ilegal itu sangat jelas terlihat.

Baca juga: Terungkap Kasus Video Porno yang Libatkan Anak di Batam, Disebar Melalui Grup WhatsApp

“Masak mesin alat berat tidak kedengaran suaranya, alat beratnya juga tidak kelihatan? Lahan yang digundulkan terutama untuk daerah tangkapan air tidak kelihatan? Seharusnya fungsi-fungsi yang ada bisa melaporkan hal ini, seperti desa atau RT RW, kelurahan hingga kecematan dan dinas terkait,” kata Dedi melalui telepon, Senin (8/2/2021).

Dedi mengatakan, lambatnya penanganan persoalan lingkungan akan berakibat fatal.

Seharusnya, menurut Dedi, aparatur setempat bisa cepat melakukan tindakan pencegahan sebelum ada kerusakan yang lebih berat lagi.

“Yang namanya ilegal itu sudah alamnya rusak, tanpa bayar pajak, infrastruktur menjadi hancur. Hal ini bentuk pengingkaran terhadap negara, negara dianggap tidak ada oleh para penambang ilegal,” kata Dedi.

Baca juga: Dedi Mulyadi: KLHK Harus Umumkan Era Siapa yang Paling Banyak Obral Izin Alih Fungsi Hutan

Hal senada juga diungkapkan Direktur Jenderal KLH Kementerian KLHK Karliansyah.

Karliansyah mengatakan, permasalahan tersebut sudah disampaikan ke Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE).

“Terima kasih infonya, sudah kami sampaikan kepada Dirjen KSDAE,” kata Karliansyah melalui pesan singkat.

Seperti diketahui, akibat terjadinya pembukaan lahan secara ilegal, hutan yang merupakan resapan air malah berubah menjadi lahan pertanian, permukiman padat dan penggalian tanah serta tambang pasir di daerah tangkapan air Waduk Tembesi.

Begitu juga untuk pembukaan lahan daerah tangkapan air Duriangkang untuk pariwisata di belakang Kawasan Industri Panbil.

Pembukaan lahan Taman Wisata Muka Kuning yang merupakan daerah tangkapan air Waduk Duriangkang, Waduk Sei Ladi.

Embung di taman wisata tersebut dinilai telah merusak kualitas air baku waduk.

Bahkan, Waduk Sei Ladi dan embung dalam taman wisata alam Muka Kuning sudah mengalami keruh akibat sendimentasi lahan yang turun dari pembukaan lahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com