Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Minta Buwas Sebutkan Nama "Setan" di Lingkaran Kedelai

Kompas.com - 05/02/2021, 23:58 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IV Dedi Mulyadi menantang Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso untuk menyebutkan nama-nama setan yang berada di lingkaran kedelai. Hal itu agar pihaknya mengetahui siapa yang bermain di balik mahalnya kacang kedelai di Indonesia.

"Saya meminta Pak Buwas (Budi Waseso) untuk menyebutkan nama setan di lingkaran kedelai. Setan itu tak pernah terlihat tapi kerjanya terasa. Kalau kita mau melihat setan tak mungkin karena tak bisa terlihat, tapi hasil kerjanya akan terasa oleh masyarakat," kata Dedi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Jumat (5/2/2021).

Pernyataan Dedi itu untuk merespons ucapan Budi Waseso atau Buwas yang dilansir Kompas Money bahwa mahalnya harga kedelai disebabkan oleh lingkaran setan, yakni praktik kartel dan birokrasi yang panjang.

Baca juga: Sering Diserang Hama dan Kalah dengan Impor, Alasan Petani Enggan Tanam Kedelai

Jadi menurut Buwas, kenaikan harga kedelai bukan karena masalah kurangnya pasokan, melainkan akibat lingkaran setan berupa kartel dan birokrasi yang rumit.

Dedi menyebutkan, kalau memang ada lingkaran setan yang menyebabkan kedelai mahal, lebih baik Buwas menyebutkan siapa saja nama-nama orangnya.

"Minimal kami tahu setannya siapa," kata Dedi.

Baca juga: Kedelai Mahal, Dedi Mulyadi Soroti Kinerja Kementerian Pertanian

Dedi mengatakan, Komisi IV akan mengundang Bulog terkait harga kacang kedelai setelah beres reses Februari ini.

"Komisi IV undang Bulog. Pak Buwas harus terbuka ke Komisi IV sebutkan nama setannya," kata Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com