Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik 2 Warga Pasuruan Tewas Terseret Banjir Bandang

Kompas.com - 05/02/2021, 05:19 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Nasib naas dialami Sri Susminanti dan Nanda Sekar Arum, warga Dusun Genuk Watu, Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Pasuruan, Jawa Timur.

Pasalnya, mereka tewas setelah rumahnya diterjang banjir bandang pada Rabu (3/2/2021).

Kepala Kepolisian Sektor Gempol Kompol Kamran mengatakan, ketika itu kedua korban diketahui sedang duduk di teras rumahnya.

Saat banjir bandang menerjang secara tiba-tiba, mereka lalu ikut terseret. Bahkan, rumah yang ditinggalinya saat ini rata dengan tanah.

"Dengan tiba-tiba air menggerus rumah mereka dari belakang dan menyeret korban hingga ditemukan tewas," katanya dilansir dari Antara.

Baca juga: 2 Warga Pasuruan Tewas Terseret Banjir, 6 Rumah Rata dengan Tanah

Jenazah kedua korban ditemukan warga sekitar satu kilometer dari tempat kejadian.

Sementara itu, Kepala Desa Kepulungan Didik Hartono mengatakan, akibat musibah itu enam rumah warga diketahui rata dengan tanah, 11 rumah mengalami rusak berat dan 13 rumah rusak sedang.

Selain itu, sebagian warga saat ini juga memilih mengungsi ke tempat lebih aman karena takut dengan adanya banjir susulan.

"Kemarin ada sekitar 63 warga yang mengungsi dan hari ini sebagian sudah ada yang kembali ke rumah masing-masing," ujarnya.

Baca juga: Detik-detik Supriadi Bunuh Istrinya karena Tak Dibelikan Sepatu

Penyebab banjir

Plt Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur Yanuar Rachmadi mengatakan, penyebab banjir bandang itu selain dipicu adanya luapan kali Porong juga karena permukaan tanah di wilayah tersebut mengalami penurunan sejak adanya musibah lumpur Lapindo.

"Semenjak ada bencana lumpur Lapindo, permukaan tanah di wilayah tersebut mengalami penurunan," kata Yanuar dikonfirmasi Kamis (4/2/2021).

Baca juga: Banjir Bandang Terjang Jombang, Warga: Ini yang Paling Parah

"Tidak tanggung-tanggung, penurunan tanah di wilayah tersebut lebih dari 2 meter sejak ada bencana lumpur Lapindo itu," tambah dia.

Hingga saat ini, kata dia, penurunan tanah di lokasi tersebut masih terus terjadi. Akibatnya, setiap hujan turun diketahui selalu terjadi banjir.

Penulis : Kontributor Surabaya, Achmad Faizal | Editor : Robertus Belarminus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com