Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal "Jateng di Rumah Saja", Wali Kota Magelang: Kasihan Rakyat, Masa Enggak Boleh Jualan

Kompas.com - 04/02/2021, 10:04 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Magelang mendukung gerakan “Jateng di Rumah Saja” yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Akan tetapi, realisasinya akan disesuikan dengan kearifan lokal wilayah ini. 

Menurut Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito, gerakan tersebut bertujuan untuk menekan penyebaran Covid-19.

Apalagi, penularan virus ini belum juga bisa dikendalikan meski sudah diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Kita dukung itu, karena niatnya Pak Gubernur bagus. Tapi, kita menerjemahkannya tidak saklek seperti instruksi beliau. Kita kaji dulu, kita sesuaikan dengan kondisi di Kota Magelang,” ujar Sigit, ditemui usai meresmikan kegiatan pembangunan tahun 2019/2020 di Kantor DPUPR Kota Magelang, Rabu (3/2/2021).

Baca juga: Pasar di Banyumas Tetap Buka Saat Jateng di Rumah Saja, Epidemiolog: Tidak Konsisten

Sigit menjelaskan, instruksi yang telah tertuang dalam SE Gubernur Jawa Tengah nomor 443.5/000/933 itu tidak serta merta bisa diterapkan karena kondisi di masing-masing daerah berbeda, seperti pasar dan tempat wisata.

“Kalau pasar ditutup total, bagaimana dengan warga yang butuh sayuran atau kebutuhan untuk jualan. Kita lihatlah nanti, kalau kasusnya terus turun dan ekonomi bergerak, saya rasa tidak harus sama seperti yang digerakkan itu,” katanya.

Menurutnya, kebijakan penutupan pasar juga perlu memikirkan nasib rakyat yang memang menggantungkan hidupnya di pasar. Ia pun mencoba solusi untuk mengatur dan melakukan pembatasan lebih ketat lagi.

“Mesakke (Kasihan) rakyat, mosok ora oleh dodolan (masa ga boleh jualan), mosok pasar ditutup, yo ora to?. Kita kaji dulu dan kita sesuaikan. Cita-cita kita sama, Covid-19 dapat dicegah penularannya. Kota Magelang saat ini masih zona oranye, menuju zona kuning. Kita ingin dapat segera zona hijau,” jelasnya. 

Baca juga: Gerakan Jateng di Rumah Saja, Penumpang KA dari Jawa Tengah ke Yogyakarta Menurun

Sebagai informasi, Kota Magelang telah menerapkan PPKM 11-25 Januari 2021, lalu diperpanjang 26 Januari 2021 sampai 8 Februari 2021.

Hasil sementara setelah PPKM ada perubahan Kota Magelang dari zona merah (risiko tinggi penularan Covid-19) ke zona oranye (risiko sedang penularan Covid-19).

Selain itu, angka kesembuhan pasien positif Covid-19 di kota ini pun melesat menjadi 86,7 persen. Padahal sebelum PPKM, angka kesembuhan termasuk rendah di bawah rata-rata nasional di kisaran 78-79 persen. Sementara angka kematian masih di atas angka nasional sekitar 4,5 persen. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com