Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Banjir Besar Terulang, Kanal Peninggalan Belanda di Banjarmasin Diaktifkan Lagi

Kompas.com - 03/02/2021, 12:38 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com- Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, berupaya menghidupkan kembali kanal-kanal peninggalan pemerintah kolonial Belanda.

Kebijakan itu diambil untuk mencegah banjir besar kembali terulang di Banjarmasin.

"Ada sembilan kanal buatan Belanda di kota kita ini, harus kita hidupkan lagi," kata Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, Selasa (2/2/2021) seperti dilansir Antara.

Baca juga: Pemkot Banjarmasin Terapkan PPKM Transisi Selama 7 Hari

Ibnu Sina menyebutkan, kanal yang dibuat Belanda pada masa penjajahan dulu di antaranya seperti sungai di Jalan Sutoyo, sungai di jalan Veteran dan sungai di jalan A Yani.

Menurut dia, sungai-sungai buatan itu tentunya memiliki fungsi yang vital bagi penanggulangan bencana banjir, sehingga harus dilancarkan betul.

Sebagai langkah nyata untuk menormalisasi kanal-kanal tersebut, pemerintah kota sudah membentuk satuan tugas (Satgas) normalisasi sungai dan drainase terhitung pada Selasa (2/2/2021).

Menurut dia, penanganan kelancaran aliran sungai dan drainase di kota ini perlu sangat serius dilakukan setelah banjir.

"Jadi kita minta para lurah dan camat untuk mendata sungai-sungai di wilayahnya yang terganggu alirannya karena tertutup bangunan atau lainnya, sehingga dapat kita tertibkan," tutur Ibnu Sina.

Baca juga: Rawan Banjir, Jalan Gunung Sahari Dipasang Pompa Air

Sebagai kota berjuluk seribu sungai, kata Ibnu Sina, Banjarmasin memang dipersoalkan dengan banyaknya bangunan yang terkena badan sungai, hingga sungai menjadi menyempit, otomatis alirannya kurang maksimal.

Dia meminta masyarakat yang bangunannya atau rumahnya menyalahi aturan berada di atas sungai, bahkan hingga menutupi total alirannya, untuk membongkar dengan kesadaran sendiri.

"Kami utamakan penegakan persuasif, pastinya akan tegas juga, demi kebersamaan untuk mengatasi banjir di masa akan datang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com