Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Sebut Kasus Covid-19 di Jabar Menurun

Kompas.com - 02/02/2021, 18:04 WIB
Agie Permadi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut bahwa kasus Covid-19 di Jabar mengalami penurunan.

Hal itu dikatakan Ridwan Kamil usai rapat koordinasi di Mapolda Jabar, Selasa (2/2/2021).

"Izin saya meng-update situasi penanganan Covid di Jabar, indikator di Jabar yang tadi diumumkan itu rata-rata membaik ya. Jadi gambar ini menunjukkan kasus harian yang dilaporkan itu, tapi yang ditetapkan oleh lab itu sebenarnya sudah turun, artinya apa? Artinya, kasus yang disebut meningkat itu banyak sekali kasus lama. Paham ya," kata pria yang akrab disapa Emil tersebut.

Baca juga: Jokowi Sebut PPKM Tidak Efektif, Ini Kata Ridwan Kamil

Menurut Emil, penurunan ini dapat dilihat dari tingkat keterisian atau okupansi ruang isolasi di rumah sakit di Jawa Barat yang sudah di bawah 69-70 persen.

"Logikanya, kalau kasus naik gitu dan heboh. Kan berita rumah sakit juga enggak bisa dibohongi, berarti penuh dengan orang-orang yang baru sakit. Maka ruang perawatan isolasi logikanya seiring dengan naiknya kasus aktif harian, ini kan enggak," ucap Emil.

Baca juga: 10 Juta Bahan Baku Vaksin Covid-19 Tahap Kedua Tiba di Indonesia

Secara realita berdasarkan pemeriksaan laboratorium, menurut Emil, kasus Covid-19 di Jabar cenderung menurun.

Terlihat juga bahwa masyarakat kini tidak sepanik seperti sebulan terakhir.

"Kita sempat 80, 77, 73 dan sekarang 69 persen, dan kita bertekad rumah sakit Jabar ke angka 60 persen. Kalau standar pusat kan 70 ya kritisnya, dan WHO 60," ucap Ridwan Kamil.

Menurut dia, keterisian rumah sakit di Jabar sudah berada di bawah standar pusat.

Namun pihaknya belum puas sampai di situ.

Upaya menekan agar keterisian rumah sakit di bawah 60 persen akan dilakukan pihak Pemprov Jabar seminggu atau dua pekan ke depan.

"Minggu lalu, 3.300 kasus heboh, padahal 1.900-nya kasus lama, yang kasus barunya 1.200. Nah ini mohon jangan menilai PPKM hanya dari kasus aktif, itu poin saya karena kasus aktif mengandung data yang kurang akurat," ucap Emil.

Emil juga menyinggung soal Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dinilainya terdapat kekurangan.

"Tapi kalau PPKM diukur dari dimensi lain, saya ingin sampaikan, yang masih kurang di PPKM adalah indeks mobilitas. Itu memang menurun, tapi tidak menurun seperti ketika PSBB. Nah itu yang kita akan terus evaluasi," kata Emil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com