Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

268 Ekor Burung Nuri Liar dari Maluku Gagal Diperdagangkan di Makassar

Kompas.com - 29/01/2021, 18:58 WIB
Himawan,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Balai Besar Konseevasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulsel menyita 268 ekor burung jenis Nuri Maluku (Eos Bornea) dan Perkici Pelangi (Trichoglossus Haematodus) yang hendak dipasarkan secara ilegal di Makassar, Jumat (29/1/2021).

Kabid Teknis BBKSDA Sulsel Anis Suratin mengatakan bahwa ratusan burung tersebut disita di Pelabuhan Makassar.

Burung itu, kata Anis, dibawa oleh seorang pria bernisial AN yang kini sudah diamankan.

"Jumlah burungnya 268 Ekor. Terdiri dari burung Nuri Merah Maluku atau Eos Bornea 211 ekor kondisi hidup, serta 5 ekor mati mungkin karena berdesakan di kandang," kata Anis saat konferensi pers di kantor BBKSDA Sulsel, Jumat.

Baca juga: Seorang Bos Travel Umrah di Makassar Ditangkap, Diduga Terlibat Penipuan Rp 1,8 Miliar

Selain Nuri Merah Maluku, BBKSDA juga mengamankan menyita 61 ekor burung Perkici Pelangi dengan 57 di antaranya masih hidup dan 4 telah mati.

Burung-burung ini, kata Anis, dibawa dari Pelabuhan Namlea Maluku Tengah.

AN menerima burung itu di Pelabuhan Makassar. Adapun dia melakukan transaksi dengan membayar lewat transfer.

'Burung-burung dibawa menggunakan kapal Pelni KM Dorolonda. Tiba di pelabuhan jam 6," ujar Anis.

Saat ini 268 ekor burung nuri yang disita dititipkan di kandang transit BBKSDA.

AN, kata Anis, disangkakan Pasal 21 Ayat 2 UU RI NO 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 100 juta.

Baca juga: 18 Penumpang Pesawat di Bandara Hasanuddin Makassar Bawa Surat Rapid Test Palsu

Selanjutnya burung yang diamankan dari tangan AN akan dikembalikan ke habitat aslinya.

Namun, pihak BBKSDA harus memastikan kondisi kesehatan dari satwa yang dilindungi tersebut.

"Seandainya habitatnya di sini (Sulsel) kira akan lepas liarkan di wilayah sini. Tapi kan bukan, makanya kita transporkasi ke habitat asalnya di Maluku," kata dia.

Sejauh ini, kata Anis, pihaknya masih bekerja sama dengan beberapa aparat keamanan untuk menyelidiki peredaran burung nuri tersebut.

Dia belum bisa memastikan apakah burung-burung itu berhasil lolos dari penjagaan aparat saat masih berada di Pelabuhan Maluku.

"Mungkin pengawasannya di sana kurang SDM ditambah pandemi Covid-19, tapi ini belum pasti. Bisa saja transaksinya di tengah laut. Pakai kapal kecil. Sementara petugasnya di darat. Banyak kemungkinan lah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com