Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 18 Tahun, Busana Jawa Khas Salatiga Diperkenalkan

Kompas.com - 29/01/2021, 09:35 WIB
Dian Ade Permana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Setelah menunggu selama hampir 18 tahun, akhirnya busana Jawa khas Salatiga disahkan menjadi busana kedaerahan.

Salah seorang perancang busana tersebut, Didick Indaryanto dari Sanggar Seni Bibasari, mengatakan busana khas tersebut memadukan akulturasi budaya dan menampilkan Salatiga sebagai Indonesia mini.

Didick mengatakan busana Jawa Khas Salatiga tersebut mengacu pada sumber Surakarta, Semarang, dan Yogyakarta.

"Tapi nuansa nusantara juga ditonjolkan sebagai identitas keberagaman dan toleransi," jelasnya, Jumat (29/1/2021) saat ditemui di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga.

Baca juga: Mulai Ada Penurunan Kasus Covid-19, PPKM Jilid 2 di Salatiga Akan Diperketat

Dia mengungkapkan busana tersebut akan direkomendasikan menjadi busana Aparatur Sipil Negara (ASN) namun tetap berciri khas generasi muda.

"Tujuannya adalah tetap bisa digunakan dalam situasi dan acara apa saja, tinggal dimodifikasi sesuai kebutuhan serta kreativitas," kata Didick.

Menurutnya, ciri khas utama yang ditonjolkan adalah kutubaru atau penghubung di bagian tengah busana tersebut harus berbeda warna.

Kemudian dimasukkan gaya China melalui bordir atau renda. Sedangkan benik atau kancingnya bergaya dinar.

"Kalau dulu dinar itu adalah uang, sekarang dibuat benik dengan huruf sansekerta dengan tulisan yang sesuai dengan Prasasti Plumlungan sebagai cikal Kota Salatiga. Brosnya juga bertema ganesha," paparnya.

Baca juga: Wali Kota Salatiga Nyaris Gagal Divaksin karena Tensi Darah Naik

Kemudian untuk blangkon atau ikat kepala menggunakan gaya tengahan. Sementara untuk perempuan, sanggul kencong atau bergaya miring.

"Untuk stagen yang digunakan adalah lurik," kata Didick.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com