KOMPAS.com - Sebanyak 900 warga yang ada di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, terpaksa harus mengungsi dari tempat tinggalnya.
Hal itu menyusul adanya musibah banjir bandang yang menerjang di kampung mereka pada Selasa (19/1/2021).
Banjir bandang yang terjadi pada pukul 09.30 WIB tersebut diketahui sudah yang kedua kali terjadi.
Sebelumnya, pada Selasa dini hari, banjir yang membawa material lumpur tersebut sempat melanda kampung mereka.
Hanya saja, saat itu kondisinya dianggap tidak terlalu parah.
Baca juga: Cerita Saksi Mata Banjir Bandang di Puncak Bogor, Suara Teriakan hingga Warga Pingsan
Warga terdampak banjir, Neni Sulastri (37) mengatakan, sebelum banjir bandang menerjang itu dirinya sedang makan di ruang tamu bersama anaknya.
Tak lama kemudian, terdengar suara gemuruh dari atas dan warga berlarian meninggalkan rumah sambil berteriak adanya banjir.
Mengetahui hal itu, ia pun ikut panik dan langsung lari keluar rumah untuk menyelamatkan diri mencari tempat yang lebih tinggi.
"Lagi makan di ruang tamu, terus ada yang teriak, banjir-banjir gitu. Saya akhirnya ikut lari juga," kata Neni yang merupakan pekerja pemetik teh saat ditemui Kompas.com di lokasi pengungsian, Selasa.
Baca juga: Fakta Banjir Bandang Terjang Puncak Bogor, Ratusan Warga Dievakuasi
Ia bersama dengan warga lainnya berhasil selamat dari musibah itu.
Saat melihat banjir bandang itu mulai menerjang dari kejauhan, ia tak bisa membayangkan jika tak segera menyelamatkan diri.
Sebab, banjir tersebut selain membawa material lumpur juga menyeret sejumlah gelondongan kayu dan ranting.
Air lumpur itu meluap hingga menutup jalan dan masuk ke halaman rumahnya.
"Ternyata banjir longsor lumpur dari atas, banyak kayu-kayu dan pohon yang sudah dilumuri lumpur itu ikut kebawa," kata dia.