Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Pendaki Gunung Dempo Kena "Blacklist" akibat Mengambil Kayu Panjang Umur

Kompas.com - 19/01/2021, 18:31 WIB
Aji YK Putra,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PAGARALAM, KOMPAS.com - Sebanyak 10 orang pendaki Gunung Dempo di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, dicatat namanya dalam daftar hitam atau blacklist, lantaran kedapatan membawa kayu panjang umur saat mendaki.

Kayu panjang umur merupakan tanaman endemik di lokasi tersebut.

Ketua Balai Registrasi Gunung Api Dempo Arindi mengatakan, 10 orang tersebut merupakan pendaki lokal Sumatera Selatan yang berasal dari Kabupaten Empat Lawang dan Kota Palembang.

Baca juga: 11 Pendaki Kena Blacklist 2 Tahun dari Gunung Dempo, Kenapa?

Masing-masing terdiri dari tiga perempuan dan tujuh laki-laki.

Awalnya, mereka mendaftar untuk melakukan pendakian pada 8 Januari 2021.

Namun, ketika sampai di selter I jalur pendakian, seorang pendaki perempuan pingsan dan yang satu lagi mengalami kesurupan.

Tim rescue Balai Registrasi Gunung Api Dempo yang mendapatkan laporan mengenai kondisi pendaki itu, langsung melakukan evakuasi dan membawa rombongan tersebut turun ke bawah menuju Balai.

"Sesampainya di Balai, kami mendapati ada kantong keresek yang ternyata berisi kayu panjang umur yang dilarang untuk diambil," kata Arindi saat dikonfirmasi, Selasa (19/1/2021).

Baca juga: Cerita Saksi Mata Banjir Bandang di Puncak Bogor, Suara Teriakan hingga Warga Pingsan

Setelah itu, Balai Registrasi melakukan rapat secara internal terkait temuan tersebut.

Mereka akhirnya memutuskan bahwa 10 pendaki itu dilarang berkunjung ke Gunung Api Dempo selama 3 tahun.

"Ini pelanggaran berat dan harus jadi pelajaran untuk pendaki lain agar tidak melakukan hal serupa. Mereka di-blacklist mulai 14 Januari 2021 sampai 14 Januari 2024," ujar Arindi.

Arindi mengatakan, sejauh ini sudah 21 orang pendaki yang di-blacklist karena melakukan pelanggaran.

Kejadian pertama terjadi pada 20 Desember 2020,di mana 11 pendaki nekat melakukan pendakian secara ilegal saat tahun baru.

"Kalau tidak dijaga seperti ini, mungkin akan banyak sampah yang ada di gunung. Satu bulan terakhir ini kami sudah mengumpulkan 10 ton sampah dari gunung," ujar Arindi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com