Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Kades Tolak Satgas Covid-19 Lakukan Rapid Test Antigen ke Warganya

Kompas.com - 15/01/2021, 19:16 WIB
Ahmad Faisol,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Viral di grup WhatsApp video sejumlah perangkat desa menolak dan tidak mengizinkan petugas melakukan rapid test antigen terhadap penduduk desa.

Dari video yang beredar, terlihat delapan orang mengenakan kemeja putih dan satu orang menggunakan batik berdiri di depan sebuah kantor.

Orang yang mengenakan batik yang belakangan diketahui bernama M Saleh, Kepala Desa Banjarsawah, KecamatanTegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Jatim, menyampaikan penolakannya terhadap rapid antigen massal oleh petugas Satgas Covid-19.

Baca juga: Pesan Syekh Ali Jaber Sebelum Meninggal kepada Anak: Jaga Mama, Jaga Shalat, yang Penting Shalat

Dia beralasan tidak ada perintah dari pemerintah pusat untuk melakukan tes.

Selain itu, tes tersebut juga dianggap meresahkan dan membuat bingung masyarakat.

“Sampai hari ini saya tidak mengizinkan petugas, siapa pun untuk turun ke masyarakat untuk melakukan rapid antigen kepada warga Desa Banjarsawah," ujar Saleh dalam video yang beredar, Jumat (15/1/2021).

Baca juga: Wilayah PPKM di Jatim Diperluas, Kini Totalnya 15 Daerah, Ini Daftarnya

Saleh mengatakan, dia siap berjaga 24 jam apabila ada warganya yang terjaring tes tersebut.

Saleh juga mengimbau warganya untuk tetap mengenakan masker dan menaati prokes agar tidak terjaring oleh petugas.

"Bagaimana persyaratannya agar tidak terjaring rapid antigen? Silakan kalian bekerja seperti biasa, main ke tetangga, ke sawah, ataupun ke manapun tetap pakai masker," ujar Saleh.

Penjelasan Saleh

Kepada Kompas.com saat dihubungi, Saleh mengaku membuat video itu pada Rabu (13/1/2021) di kantor desa.

Dia membuat video untuk menjawab keresahan warga menghadapi rapid test antigen.

Awalnya, kata Saleh, dirinya berinisiatif membuat video untuk meredakan keresahan warga terkait tes tersebut.

Video itu rencananya hanya untuk kalangan internal warga. Namun, ternyata oleh warga disebarkan ke Facebook dan media sosial lainnya hingga menjadi viral.

"Jadi saya buat video agar warga tidak resah. Jadi saya hanya memberitakan ke warga dan ternyata sama warga di-share ke Facebook dan sosial media lainnya. Warga itu takut dan gelisah dengan adanya rapid antigen ini. Jadi mau kerja takut, mau ke mana-mana takut," kata Saleh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com