KOMPAS.com - Bencana longsor terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Sabtu (9/1/2020).
Korban yang ditemukan tewas terus bertambah. Hingga Kamis (14/1/2021 ada 24 korban yang ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Sementara 16 orang lainnya masih dalam pencarian.
Tiga korban terakhir yang ditemukan tewas hingga Kamia siang adalah Yayat (42), Syarif (22), dan Yusuf (13).
"Ketiga korban kami temukan di lokasi lapangan voli," ujar Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansyah.
"Korban hilang dalam pencarian tersisa 16 orang, sesuai dengan laporan dari masyarakat," tambahnya.
Baca juga: Menko PMK Sebut Longsor Sumedang di Luar Perkiraan, Korban Tewas Jadi 24 Orang
Ia mengatakan Pemkab Sumedang telah menetapkan status tanggap darurat selama 21 hari.
"Tanggap darurat 21 hari, kita harapkan bisa lebih cepat sehingga bisa segera masuk ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi."
"Yang paling utama adalah melakukan pemulihan kembali lahan ini, lakukan penghijauan, dan relokasi warganya," ujar Muhadjir di Posko Utama Bencana Longsor di SMAN Cimanggung, Kamis.
Baca juga: Ahli ITB Ingatkan Longsor Susulan di Cimanggung Sumedang Belum Akan Berhenti
Muhadjir mengatakan jika bencana longsor yang terjadi di Kabupaten Sumedang di luar perkiraan pemerintah.
Untuk itu pihaknya akan menyiapkan lahan baru untuk relokasi warga dan pembangunan rumah menjadi tanggung jawan Kementerian PUPR.
"Saya sudah dapat laporan, pemerintah daerah sudah menyiapkan lahan, tinggal nanti pembangunannya menjadi tanggung jawab PUPR," tutur Muhadjir.
Baca juga: Menteri PUPR Merasa Ngeri Lihat Perbukitan Jadi Perumahan di Sumedang
Izin pembangunan perumahan tersebut dikeluarkan pada pada tahun 2017.
Menurut Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, longsor di wilayah tersebut menjadi bahan evaluasi agar tidak memberikan izin perumah di lokasi dengan kemiringan yang rawan.