KILAS DAERAH

Kilas Daerah Jawa Tengah

Soal Vaksin Sinovac, Ganjar: Tidak Ada yang Perlu Diragukan

Kompas.com - 13/01/2021, 15:10 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta dukungan masyarakat untuk menyukseskan program vaksinasi Covid-19

Dia pun mengajak masyarakat tidak perlu ragu akan vaksin Sinovac. Sebab  Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menerbitkan sertifikasi halal dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah menyatakan vaksin Sinovac aman.

"Jadi tidak ada yang perlu diragukan. Bahkan hari ini, Presiden sudah divaksin, saya lihat list-nya ada tokoh agama, pejabat, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, artis juga ada,” ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Rabu (13/1/2020).

Dia mengatakan itu saat mengecek persiapan vaksinasi untuk tenaga kesehatan (nakes) di fasilitas kesehatan (faskes) Puskesmas Pandanaran dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wongsonegoro, Rabu (13/1/2020).

Vaksinasi untuk nakes itu akan dilakukan serentak pada Kamis (14/1/2020).

“Kita tunjukkan bahwa kita siap melaksanakan vaksinasi. Tidak boleh ada yang ragu, tidak boleh ada yang mendistorsi, karena ini tidak hanya sekedar kepentingan individu, melainkan bangsa dan negara. Jadi semua harus ikut," tukasnya.

Baca juga: Serahkan Sertifikat Halal Vaksin Sinovac, Wamenag Minta Masyarakat Tak Ragu Ikut Vaksinasi

Di dua puskemas itu, Ganjar melihat persiapan sudah matang dilakukan, mulai penyediaan mekanisme antrean, meja pendaftaran, alat pengecekan kesehatan, tempat vaksinasi, hingga ruang tunggu apabila terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

"Kalau persiapannya saya lihat sudah siap, tadi Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota dan Kadinkes Provinsi sudah kerja sama dengan sejumlah puskesmas dan rumah sakit,” ujarnya.

Dari sisi prosedur, Ganjar menilai seharusnya tidak akan sulit karena para petugas kesehatan sudah berpengalaman dalam memberikan vaksin.

Baca juga: Pejabat, Raffi Ahmad, hingga Pedagang Pasar, Ini Peserta Vaksinasi Perdana bersama Jokowi

“Ini kan sebenarnya sama dengan saat kita melakukan imunisasi pada anak-anak, jadi tidak terlalu sulit," ungkapnya.

Ganjar juga memastikan, sistem vaksinasi sudah dibangun dengan baik. Pasalnya, orang yang akan mendapatkan vaksin telah terdaftar secara online melalui aplikasi yang ada.

Mereka juga akan mendapatkan barcode lengkap dengan tempat vaksinasi dan jam pelaksanaannya.

"Sistemnya sudah dibangun dengan baik, per titik yang melakukan vaksinasi, jumlahnya dibatasi kira-kira 3 kali 15 orang per hari. Jadi, sehari hanya sekitar 45 orang," jelasnya.

Ganjar berharap, dengan cara itu maka vaksinasi tahap pertama untuk nakes dapat berjalan dengan baik.

Dia juga berharap ada percepatan vaksinasi untuk para nakes agar mereka lebih tenang dan percaya diri saat bekerja.

Baca juga: Jateng Terapkan PPKM, Ganjar Minta Pelaksanaan Harus Paralel dengan Sosialisasi

"Tapi meski vaksin sudah ada, tidak berarti protokol kesehatan melempem ya. Protokol kesehatan tetap mesti ketat," imbuhnya.

18.000 nakes siap divaksin

Sementara itu, Kadinkes Kota Semarang Abdul Hakam menerangkan, sebanyak 18.000 lebih tenaga kesehatan akan divaksin pada tahap pertama. Mereka akan divaksin di sejumlah layanan kesehatan yang telah disiapkan.

"Pelaksanaannya di 37 Puskesmas, 19 Rumah Sakit dan 1 Balai Layanan Kesehatan Masyarakat. Untuk persiapannya, hari ini kami mulai distribusikan vaksin ke fasilitas-fasilitas kesehatan itu," katanya.

Hakam menegaskan pula bila vaksinasi tahap pertama ini hanya khusus untuk nakes. Masyarakat lain diminta sabar menunggu tahapan berikutnya.

"Ini untuk nakes dulu, tapi jangan khawatir yang lain akan dapat juga pada tahapan berikutnya," terangnya.

Baca juga: Distribusi Vaksin Sinovac Diprioritaskan untuk 3 Daerah di Jateng

Terkait proses pendaftaran, Hakam membenarkan bahwa semua nakes yang akan divaksin telah terdaftar secara online di aplikasi Peduli Lindungi.

Mereka yang terdaftar akan mendapatkan barcode termasuk di rumah sakit atau puskesmas  tempat mereka divaksin dan jam berapa harus datang.

"Kami buat sistem antriannya, jadi tidak berkerumun. Satu sesi kami batasi 15 orang," pungkasnya.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com