Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemakaman Janggal Pasien Covid-19, Keluarga Disuruh Bantu Timbun Makam Tanpa APD

Kompas.com - 08/01/2021, 18:43 WIB
Aam Aminullah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Keluarga pasien meninggal dunia akibat virus corona atau Covid-19 berinisial ILR (52) mempertanyakan kejelasan hasil tes swab hingga proses pemakaman yang dianggap tidak memenuhi prosedur pemakaman pasien Covid-19.

Diketahui, pasien perempuan ini meninggal dunia di RSUD Sumedang pada Kamis (7/1/2021) sekitar pukul 03.30 WIB.

ILR meninggal dunia setelah dirawat di RSUD Sumedang selama 8 hari atau sejak 31 Desember 2020.

Saat meninggal ILR dinyatakan positif Covid-19, padahal sebelumnya pihak keluarga tidak menerima informasi dari pihak rumah sakit bahwa ILR positif Covid-19.

Riki Riswandi (34), anak ILR, menceritakan sejumlah kejanggalan pemakaman ibunya tersebut.

Baca juga: Pasangan Diduga Suami Istri Bunuh Diri Minum Racun Tikus, Kritis di RSUD Sumedang 

1. Hasil tes swab lama dan berbeda

"Pada 3 Januari kami menerima informasi dari pihak rumah sakit akan dilakukan swab test. Tapi, hingga ibu meninggal, kami tidak menerima hasilnya," ujar Riki kepada Kompas.com di Sumedang kota, Jumat (8/1/2021).

Riki menuturkan, hasil tes swab baru diberikan pihak rumah sakit setelah pasien meninggal dan pihak keluarga memaksa meminta hasil tersebut.

"Itu pun dikirimkan melalui WhatsApp," tutur Riki.

Riki menyebutkan, kejanggalan juga terlihat pada tanggal dikeluarkannya hasil swab test tersebut. Pihak RS mengatakan hasil swab keluar 4 Januari. 

"Tapi, saat kami konfirmasi pihak RSUD malah memperlihatkan hasil swab test dengan tanggal yang berbeda dan format yang berbeda juga," sebut Riki.

Baca juga: Pasien Rawat Jalan Tak Perlu Datang ke RSUD Sumedang, Ini Kegunaan Aplikasi Koncibumi

2. Proses pemakaman tak sesuai prosedur

Riki mengatakan, kejanggalan lainnya terlihay saat pemakaman sang ibu. Di mana, pihak keluarga diperbolehkan mendekat, bahkan diminta petugas untuk membantu proses pengurugan tanah saat pemakaman tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD), dan hanya menggunakan masker.

"Sepengetahuan kami, jika proses pemakaman pasien Covid-19 itu, keluarga dilarang mendekat dan membantu proses pemakaman. Tapi, saat ibu saya dimakamkan ini, kami malah diminya untuk membantu, lucunya lagi para petugas yang sebelumnya memakai APD lengkap itu malah membuka APD-nya sebelum proses pemakaman selesai," ujar Riki.

Baca juga: 31 Tenaga Medis RSUD Sumedang Positif Covid-19, Gugus Tugas Kaji Penutupan Rumah Sakit

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com