MAGELANG, KOMPAS.com- Ratusan warga Dusun Babadan 2, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kembali dievakuasi ke barak pengungsian atau tempat evakuasi akhir (TEA) karena aktivitas vulkanik Gunung Merapi meningkat signifikan.
Namun mereka wajib menjalani rapid test sebelum masuk ke barak sebagai prosedur awal pencegahan penularan Covid-19.
Pemeriksaan ditangani oleh petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magelang.
Baca juga: Pipa Saluran Air Putus Terkena Aliran Lahar Hujan Gunung Merapi
"Karena untuk keamanan dari Covid-19 maka warga kami pengungsi diwajibkan rapid test biar aman semua. Sementara ini alhamdulillah aman semua," ujar Kepala Desa Paten, Sutarno ditemui di lokasi TEA Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Kamis (7/1/2021) sore.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Gunawan menambahkan, rapid test merupakan upaya pencegahan agar barak pengungsi tidak menjadi klaster penularan Covid-19.
"Kalau di TEA sakit kan nanti jadi repot, maka diantisipasi difilter istilahnya. Dari pengungsi ini nanti dapat diketahui yang negatif berapa yang reaktif positif berapa,"katanya.
Jika nanti diketahui ada yang reaktif sakit, maka akan dirujuk ke Rumah (RS) Sakit Merah Putih di Kabupaten Magelang atau rumah sakit terdekat dari TEA.
Baca juga: Begini Pola Baru Aktivitas Gunung Merapi, Usai Letusan Hebat 2010
Namun, pengungsi yang kondisinya baik maka dilakukan isolasi mandiri karena disediakan barak khusus.
"Ada barak khusus OTG untuk isolasi mandiri nanti bisa koordinasi dengan koordinator barak di TEA ini. Setelah semua di-rapid kita akan minta laporan dari Dinkes berapa yang reaktif dan nonreaktif. Jadi kita akan melakukan evaluasi terus,"katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.