KOMPAS.com - Selama pandemi, ada 10 dokter di Makassar yang meninggal karena terpapar Covid-19.
Terakhir, dokter yang meninggal karena Covid-19 adalah Prof dr. NurAeny Malawat, SpKJ. Ia meninggal pada Rabu (6/1/2021) setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Ketua IDI Kota Makassar Siswnto mengatakan sebelum dr NurAeny, jelang akhir tahun 2020 ada tiga dokter di Makassar yang meninggal dunia dengan kasus yang sama.
Mereka adalah dr Leonard Hasudungan, dr Robert Vincentius Philips dan dr Nasriyadi Nasir.
Baca juga: Satu Lagi Dokter di Makassar Meninggal Akibat Covid-19, Total Jadi 10
"Kabar duka ini menambah deretan dokter anggota IDI Makassar gugur sebagai pahlawan kemanusian Covid-19,” kata Siswanto.
Ia menjelaskan dengan makin banyaknya dokter yang gugur, seharusnya masyarakat tidak menganggap remeh pandemi Covid-19.
Karena saat ini ini tingkat penyebarannya lebih masif akibat klaster pilkada dan klaster liburan akhir tahun.
“Untuk itu, IDI Kota Makassar mengimbau agar tetap waspada serta disiplin protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) sebab Makassar masuk zona merah"
"Sehingga kebijakan pelonggaran aktivitas bisnis, perkantoran, sosial, dan pendidikan perlu diketatkan kembali. Dengan mematuhi 3 M itu, upaya yang paling efektif dan efisien bisa kita lakukan dalam menekan laju Covid-19,” terangnya.
Baca juga: Dua Dokter di Makassar Meninggal Dunia karena Covid-19
Apalagi munculnya varian baru virus corona B117 yang 70 persen lebih berbahaya.
”Okupansi ruang isolasi di Makassar sudah di atas 85 persen dan ICU (unit perawatan intensif) di atas 80 persen. Daerah-daerah lain juga sama saja, pasien terus bertambah 'penularannya tinggi',” tuturnya.
Siswanto menjelaskan, tingginya penularan Covid-19 di Indonesia juga bisa dilihat dari data awal tahun kembali pecahkan rekor positivity rate capai 29,5 persen
Data harian positivity rate Indonesia ini sudah lima kali jauh lebih tinggi dari ambang maksimal yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.
Baca juga: Kisah Dokter di Makassar yang Seorang Diri Rawat 190 Pasien Covid-19