Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Dokter di Makassar Meninggal karena Covid-19, IDI: Ketatkan Protokol Kesehatan

Kompas.com - 07/01/2021, 17:01 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Selama pandemi, ada 10 dokter di Makassar yang meninggal karena terpapar Covid-19.

Terakhir, dokter yang meninggal karena Covid-19 adalah Prof dr. NurAeny Malawat, SpKJ. Ia meninggal pada Rabu (6/1/2021) setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Ketua IDI Kota Makassar Siswnto mengatakan sebelum dr NurAeny, jelang akhir tahun 2020 ada tiga dokter di Makassar yang meninggal dunia dengan kasus yang sama.

Mereka adalah dr Leonard Hasudungan, dr Robert Vincentius Philips dan dr Nasriyadi Nasir.

Baca juga: Satu Lagi Dokter di Makassar Meninggal Akibat Covid-19, Total Jadi 10

"Kabar duka ini menambah deretan dokter anggota IDI Makassar gugur sebagai pahlawan kemanusian Covid-19,” kata Siswanto.

Ia menjelaskan dengan makin banyaknya dokter yang gugur, seharusnya masyarakat tidak menganggap remeh pandemi Covid-19.

Karena saat ini ini tingkat penyebarannya lebih masif akibat klaster pilkada dan klaster liburan akhir tahun.

Baca juga: Fakta Dokter di Makassar Rawat 190 Pasien Covid-19 Seorang Diri, Insentif Belum Dibayar hingga Kangen Anak Istri

“Untuk itu, IDI Kota Makassar mengimbau agar tetap waspada serta disiplin protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) sebab Makassar masuk zona merah"

"Sehingga kebijakan pelonggaran aktivitas bisnis, perkantoran, sosial, dan pendidikan perlu diketatkan kembali. Dengan mematuhi 3 M itu, upaya yang paling efektif dan efisien bisa kita lakukan dalam menekan laju Covid-19,” terangnya.

Baca juga: Dua Dokter di Makassar Meninggal Dunia karena Covid-19

85 persen ruang isolasi sudah digunakan

Ilustrasi isolasi mandiri di rumah untuk mencegah penularan virus corona yang menyebabkan Covid-19.SHUTTERSTOCK/irem01 Ilustrasi isolasi mandiri di rumah untuk mencegah penularan virus corona yang menyebabkan Covid-19.
Menurut Siswanto jumlah pasien yang membutuhkan perawatan semakin banyak dan saat ini okupansi ruang isolasi di Makassar sudah di atas 85 persen.

Apalagi munculnya varian baru virus corona B117 yang 70 persen lebih berbahaya.

”Okupansi ruang isolasi di Makassar sudah di atas 85 persen dan ICU (unit perawatan intensif) di atas 80 persen. Daerah-daerah lain juga sama saja, pasien terus bertambah 'penularannya tinggi',” tuturnya.

Siswanto menjelaskan, tingginya penularan Covid-19 di Indonesia juga bisa dilihat dari data awal tahun kembali pecahkan rekor positivity rate capai 29,5 persen

Data harian positivity rate Indonesia ini sudah lima kali jauh lebih tinggi dari ambang maksimal yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.

Baca juga: Kisah Dokter di Makassar yang Seorang Diri Rawat 190 Pasien Covid-19

Dampak dari klaster Pilkada 2020

Ilustrasi virus coronaSHUTTERSTOCK/RUKSUTAKARN studio Ilustrasi virus corona
Menurut Siswanto kasus Covid-19 meningkat secara signifikan dampak dari klater Pilkada 2020.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com