Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Dosen dan Guru Besar IPB Meninggal Dunia, 1 Terjangkit Covid-19

Kompas.com - 07/01/2021, 05:30 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Kabar duka datang dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University. Tiga guru besar di kampus tersebut dikabarkan meninggal dunia dalam waktu berdekatan.

Satu di antaranya meninggal dunia dengan hasil tes swab positif terjangkit virus corona atau Covid-19 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Adapun ketiga dosen tersebut yaitu dosen Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University Kiagus Dahlan yang meninggal dunia pada Senin (4/1/2021).

Baca juga: Bupati Bogor: Cegah Kerumunan, Penjemput Abu Bakar Baasyir Wajib Bawa Hasil Rapid Test Antigen

Sehari kemudian, dua dosen lainnya yang meninggal dunia adalah Mukjizat Kawaroe dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan Kukuh Murtilaksono dari Fakultas Pertanian (Faperta). 

“Rasa duka sedalam-dalamnya kami sampaikan untuk keluarga almarhum dan almarhumah. Doa terbaik kami semoga amal ibadah Beliau bertiga diterima di sisi Allah dan mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya,“ ucap Kepala Biro Komunikasi IPB University Yatri Indah Kusumastuti melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (6/1/2021).

Baca juga: Seorang Ahli Mikrobiologi Sarankan Vaksinasi Tunggu Hasil Uji Klinis Diumumkan

Yatri mengungkapkan bahwa Dr Kiagus Dahlan adalah sosok dosen dan peneliti yang aktif menghasilkan karya-karya penelitian.

Ia menyebutkan, salah satu hasil penelitian adalah keberhasilannya mengembangkan biomaterial keramik kalsium fosfat berbahan dasar limbah cangkang telur untuk keperluan filler gigi.

Selain itu, khususnya untuk penumbuhan tulang alveolar gigi, telah dikembangkan Tricalcium Phosphate (TCP) yang karakteristiknya sama dengan produk impor.

Dokter gigi di Indonesia jarang menggunakan TCP karena harganya sangat mahal.

TCP dari cangkang telur ini merupakan sesuatu yang baru karena belum pernah dikembangkan sebelumnya.

Penelitian ini telah mengantarkan Kiagus Dahlan menjadi salah satu innovator dalam 102 dan 106 Inovasi Indonesia versi Business Innovation Center (BIC) Kementerian Riset, Teknologi dann Pendidikan Tinggi (Kemistekdikti) pada 2010 dan 2014.

Hasil penelitiannya ini diharapkan dapat berguna di masyarakat untuk menggantikan produk impor dalam bedah tulang dan perawatan gigi yang harganya sangat mahal.

Alumnus doktor bidang biofisika di University of New South Wales, Australia, ini juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Masyarakat Biomaterial Indonesia (MBI) dan Wakil Ketua Himpunan Fisikawan Medis dan Biofisikawan Indonesia (HFMBI).

"Di IPB University, sejumlah jabatan pernah diamanahkan kepadanya, antara lain Wakil Dekan FMIPA, Direktur Administrasi Pendidikan dan Penerimaan Mahasiswa Baru serta jabatan terakhir sebagai Kepala Unit Laboratorium Riset Unggulan," kata Yatri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com