Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral 125.000 Data Mahasiswa Undip Bocor, Ini Penjelasan Wakil Rektor

Kompas.com - 06/01/2021, 20:18 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sebuah cuitan dari salah satu akun Twitter menyampaikan informasi terkait kebocoran data ratusan ribu mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

Unggahan yang diposting oleh akun @fannyhasbi itu menyebutkan 125.000 data mahasiswa Undip bocor mulai dari nama, alamat, jalur masuk, email, username, pasword, IPK, riwayat sekolah, beasiswa dan lainnya.

Postingan tersebut pun viral hingga menuai beragam komentar dari warganet karena dinilai membahayakan dan khawatir disalahgunakan.

Baca juga: Hampir Lulus, Dokter PPDS FK Undip Semarang Meninggal karena Covid-19

Plt. Wakil Rektor III Bidang Komunikasi dan Bisnis Undip Dwi Cahyo Utomo mengakui belum dapat memastikan keabsahan informasi terkait data mahasiswa Undip yang bocor.

"Sampai saat ini data yang ada di server Undip masih aman dan berjalan seperti biasa," katanya melalui video conference, Rabu (6/1/2021).

Atas permasalahan tersebut, pihaknya sedang melakukan upaya investigasi karena muncul dugaan bahwa data-data tersebut merupakan pancingan agar server Undip terbuka.

"Kita langsung lakukan investigasi. Jangan-jangan ini menjadi pancingan agar bisa masuk ke sistem kami. Saya berterima kasih kepada teman-teman yang sangat perhatian dengan hal ini," ucapnya.

Baca juga: Rektor Undip Ambil Langkah Hukum soal Hoaks Uang Pangkal Rp 87 Miliar
Cahyo meminta masyarakat tidak khawatir. Sebab, pihaknya sudah melakukan mitigasi secara otomatis bagi akun-akun yang rentan diretas.

"Kita sudah ada sistem mitigasi secara otomatis. Terim kasih para alumni yang sudah mengingatkan untuk mengganti password," katanya.

Selanjutnya, pihaknya akan menempuh jalur hukum terkait informasi yang membuat geger dunia maya tersebut.

"Rektor kami adalah ahli hukum. Rektor sudah melakukan investigasi untuk memproses ke ranah hukum sesegera mungkin untuk mendapatkan dokumen jejak digital," tegasnya.

Menurutnya, tindakan tersebut bukanlah kejahatan yang mudah untuk diidentifikasi.

"Jadi intinya kami masih berkoordinasi. Kami sudah potret semuanya. Ini bukanlah kejahatan yang mudah untuk diidentifikasi," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga perlu mendalami motif akun penyebar informasi tersebut.

"Kita juga akan melihat apakah yang memviralkan itu punya motif tertentu atau tidak," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com