KOMPAS.com - Sebanyak 20 orang terduga teroris diamankan saat menggelar kajian khusus pendukung Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Perumahan Villa Mutiara Biru pada Rabu (6/1/2021).
Mereka tertangkap di beberapa rumah yang berada Villa Mutiara Biru, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan.
Dua puluh orang terduga teroris tersebut adalah bagian pendukung khilafah yang berafiliasi dengan ISIS.
Baca juga: Villa Mutiara Makassar Diduga Jadi Pusat Berkumpul Terduga Teroris JAD Sulsel
Saat penangkapan, dua orang yakni MR dan SA tewas tertembak ketika melakukan perlawanan. Mereka berdua memiliki hubungan mertua dan menantu.
Mereka tewas saat ditangkap di Jalan Boulevard, Kecamatan Bringkanaya, Makassar. Sementara satu orang lainnya terluka dan saat ini menjalani perawatan.
Menurut Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam jaringan JAD Sulawesi Selatan terpusat di Villa Mutiara.
"Adapun keterlibatan dari dua orang meninggal yang melakukan perlawanan tersebut bahwa kedua tersangka dan jaringannya yang terpusat di Villa Mutiara merupakan jaringan JAD," ujar Merdisyam saat konferensi pers di sekitar lokasi penangkapan, Rabu siang.
Baca juga: 2 Terduga Teroris JAD Tewas Tertembak di Makassar, Begini Kronologinya
Dalam kasus tersebut, MR dan SAM bertugas melakukan pengiriman dana kepada pelaku bom bunuh diiri di gereja Katedral di Jolo, Filipina.
Selain itu, keduanya bersama terduga teroris lainnya rutin melakukan latihan tembak dan naik gunung sejak bulan Oktober 2020.
"Keberadaan mereka cukup lama menurut Pak RT. Mereka membentuk pengajian sendiri," ujar Merdisyam saat diwawancara di sekitar rumah terduga teroris tersebut, Rabu siang.
Baca juga: 2 Terduga Teroris JAD di Makassar Tewas Tertembak Saat Ditangkap Tim Densus 88
"Tentunya (penangkapan) sudah melalui pendalaman oleh pihak Densus. Dan sudah diambil langkah untuk penindakan. Mereka tinggal disitu. Satu rumah," ujar Merdisyam.
Sementara itu 20 orang yang berada di Villa Mutiara tersebut pada tahun 2015 pernah melakukan baiat bersama ratusan warga d Pondok Pesantren Ar Ridho pimpinan Basri.
Selain itu pada tahun 2016, kelompok ini juga berencana berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Namun keberangkatan mereka digagalkan di Bandara Soekarno Hatta.
"Kemudian juga melakukan kajian khusus pendukung Daulah (JAD) di Villa Mutiara yayasan Ar Ridho," ucap Merdisyam.