Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Isu PKH di Pilkades, Camat Kendal: Saya Tidak Boleh Memihak Salah Satu Calon

Kompas.com - 22/12/2020, 07:04 WIB
Sukoco,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com - Camat Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kusnu Heri Purwanto menyayangkan beredarnya isu tentang dirinya mengancam mencoret warga dari daftar penerima program keluarga harapan (PKH) jika tidak memilih calon kepala desa pilihannya.

Ia membantah isu yang beredar di tengah warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kendal, menjelang Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak pada 23 Desember.

Baca juga: Tim Denny Indrayana-Difri: Statement Kapolda dan Danrem Terkesan Tidak Netral, Ini Ranah Politik

“Saya katakan itu tidak benar. Selaku pemangku wilayah saya tidak boleh memihak salah satu calon,” kata Kusnu ditemui di Kantor Camat Kendal Senin (21/12/2020).

Menurut Kusnu, ada pihak yang memanfaatkan isu PKH untuk mendulang suara. Ia juga menyayangkan upaya ini.

Ia memastikan, program PKH merupakan ranah Kementerian Sosial yang tak bisa dimainkan oleh kepala desa.

Ia meminta warga melaporkan pihak yang menggunakan isu PKH dalam Pilkades Serentak di Ngawi.

“Warga seharusnya lapor, kebenarannya bagaimana? Kondisi saat ini bisa memanfaatkan apa pun bentuknya tidak hanya sekadar PKH atau apa pun,” kata dia.

Untuk menjaga netralitas di pilkades, Kusnu mengajak masyarakat mengawasi penyelenggaraan pilkades pada 23 Desember.

Menurutnya, warga memiliki hak memilih siapa pun tanpa adanya tekanan dari pihak lain.

”Seluruh masyarakat boleh memilih siapa pun. Jangan sampai pilkades jadi bumerang yang menjadi masalah. Mari masyarakat mengawal pilkades,” kata dia.

Baca juga: Jelang Pilkades, Warga Resah Camat Ancam Coret Penerima PKH Jika Tak Coblos Calon Rekomendasinya

Sebelumnya, masyarakat Desa Sidorejo resah dengan adanya isu penerima PKH akan dicoret dari penerima manfaat jika tidak memilih salah satu calon kades yang diduga direkomenasikan camat.

Camat Kendal membatah adanya isu tersebut karena hal tersebut menciderai demokrasi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com