Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabar Terancam Krisis Pangan 2021, Ini yang Dilakukan Ridwan Kamil

Kompas.com - 11/12/2020, 07:53 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menghadapi potensi krisis pangan di 2021.

“Ada indikasi negara pengekspor pangan akan menahan diri (untuk mengekspor). Seperti beras. Jangan sampai Jabar krisis pada suplai pangan,” ujar Ridwan Kamil di Bandung, Kamis (10/12/2020) malam.

Pria yang akrab disapa Emil ini menjelaskan, untuk menghadapi hal itu, pihaknya menyiapkan konsep baru, yakni West Java Food & Agriculture Summit.

Dalam forum tersebut, akan dihadirkan 20 perusahaan yang siap membeli berbagai produk pangan di Jabar.

Baca juga: Ridwan Kamil Sebut Jabar Diprediksi Mengalami Krisis Pangan pada 2021

Lewat program ini, akan tersampaikan pula berbagai informasi kebutuhan pangan di Jabar.

“Misal butuh kentang berapa lagi, ternyata jeruk nipis yang perlu dihasilkan, talas, dan lain-lainnya yang bersifat pangan. Selama ini informasi itu tidak ada dan orang (bingung) jual ke mana,” tutur dia.

Pada 2021, siapa yang menanam apa sudah disinkronkan dengan kebutuhan pasar. Produk pun dibeli dengan harga yang baik.

“Ini diiringi dengan rencana program petani milenial, di mana pemerintah provinsi akan meminjamkan lahan-lahan yang menganggur di Jabar,” ucap dia.

Ke depan, akan dibangun penguasaan teknologi. Pertanian yang mengedepankan basis sains. Jualannya dilakukan secara online.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar Herawanto mengatakan, sektor pertanian penting untuk segera dipulihkan.

Sebab sektor pertanian, menurut data triwulan III 2020, menjadi penyumbang ekonomi terbesar ke-3 di Jawa Barat setelah industri pengolahan dan perdagangan.

Dalam 3 tahun terakhir (2017-2019), pertanian menunjukkan tren pertumbuhan meningkat. Di masa pandemi, sektor ini bahkan menjadi salah satu sektor yang masih mampu tumbuh positif.

“Secara spasial, produksi 10 komoditas pangan utama Jawa Barat yaitu padi, daging ayam ras, telur ayam ras, daging sapi, bawang merah, bawang putih, cabai merah, tomat, tebu dan kelapa sawit,” ucap dia.

Di sisi lain, data BPS menunjukkan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Barat berada di kawasan Pantura dan Priangan Timur dengan persentase penduduk miskin masing-masing sebesar 10,89 persen dan 8,72 persen.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Petani Harus Diberi Insentif untuk Cegah Krisis Pangan

Kedua kawasan ini notabene merupakan sentra pertanian Jawa Barat.

Oleh karena itu, perbaikan kinerja dan nilai tambah sektor pertanian yang lebih baik akan berpotensi memperbaiki kesejahteraan di daerah-daerah tersebut yang tentu akan berdampak di keseluruhan kesejahteraan di Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com