Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir di Medan Tidur Beralaskan Tikar, Kemensos Geser Logistik dari Palembang

Kompas.com - 07/12/2020, 05:28 WIB
Dewantoro,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Ratusan korban banjir di Perumahan De Flamboyan, Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, diungsikan di Balai Desa Tanjung Selamat dan Aula Arhanud. Mereka tidur di lantai beralaskan tikar.

Kementerian Sosial berencana menggeser logistik dari gudang di Palembang ke Medan.

Hal itu disampaikan Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Kementrian Sosial, M Safii Nasution saat meninjau kondisi korban banjir di Balai Desa Tanjung Selamat, Minggu (6/12/2020).

Safii juga meninjau lokasi pengungsian korban banjir di aula Arhanud.

"Kita lihat logistik banyak. Saya lihat tadi banyak yang tidur di lantai, harusnya kita bisa penuhi dengan kasur-kasur kita. Dari kemensos. Gudang kita ada di Palembang," ujarnya.

Baca juga: Tim SAR Temukan Jasad Balita Korban Banjir di Perumahan De Flamboyan Medan

Dijelaskannya, kemungkinan barang-barang tersebut akan dikirimkan Minggu. Namun dia mengingatkan, banjir tidak hanya terjadi di Medan, tetapi juga di Binjai, Langkat dan Tebing Tinggi. Semuanya terjadi dalam skala besar.

Ketika ditanya apa saja barang yang akan dikirim dan berapa banyak, Syafi'i mengatakan disesuaikan dengan kebutuhan.

Salah satu barang yang akan dikirim adalah tenda berukuran 6x10 yang memiliki sekat tiap 2 meter dan ada ventilasinya. Sekat itu, lanjut dia, untuk menghindari droplet.

"Itu akan kami luncurkan berapa jumlahnya tergantung kebutuhan. Kami punya gudang 3, di Makasar, Bekasi dan Sumatera Selatan, Palembang. Kalau terjadi di Sumatera, kita tinggal geser logistik kami di Palembang," katanya.

Dia menambahkan, banjir yang terjadi adalah dampak dari fenomena lanina. Diperkirakan, pada Desember dan Januari curah hujan meningkat 20 hingga 49 persen. Sehingga, lanjut dia, semua harus ikut prihatin dan tidak meniupkan isu-isu yang tidak baik.

Dia mencontohkan Jakarta. Jika hujan. Dua hari dua malam, kemudian ada kiriman air dari puncak dan terjadi rob, maka 72.000 orang akan mengungsi.

Pemerintah sudah melakukan gladi posko di Bidakara, dipimpin oleh Luhut Binsar Panjaitan.

Menurutnya, pemerintah serius dan mengajak semua elemen untuk membantu penanganan bencana.

Dia mengaku datang semata untuk melihat langsung apa yang menjadi kebutuhan pengungsi, di tengah bencana dan pandemi.

"Tolong birahi birahi politik kata pak Luhut, jangan ada lah, yang ada adalah pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan," katanya.

Status bencana

Syafii menambahkan, saat ini status kebencanaan dalam banjir di perumahan De Flamboyan masih akan dirapatkan besok, Senin (7/12/2020) karena untuk tanggap darurat saja belum.

"Karena kalau sudah tanggap darurat semua sumber daya harus dikerahkan. Selama masih bisa ditangani pemerintah daerah, pemerintah pusat mensupport, tidak men-take over," ujarnya.

Baca juga: Fakta Terkini Banjir Bandang di Medan, Peringatan BMKG hingga Penyisiran Korban Hilang

Pantauan di lapangan, ratusan korban banjir di perumahan De Flamboyan diungsikan di Balai Desa Tanjung Selamat dan aula Arhanud sebanyak 343 orang. Kebutuhan logistik dipenuhi.

Terlihat mereka tidur beralaskan tikar dan terpal dan anak-anak tampak menangis lalu ditenangkan oleh ibunya. Banyak orangtua yang renta dan terlihat letih.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com