Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Medan, Jamot Gendong 2 Anak dan Lewati Banjir Setinggi Dada: Saya Terjang Pintunya...

Kompas.com - 05/12/2020, 16:53 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Warga Perumahan De Flamboyan di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Medan Tuntungan tak pernah menyangka akan terjadi banjir besar di wilayahnya.

Salah satunya seperti yang diceritakan Jamot Shite (37) salah satu korban banjir di wilayah tersebut. Selama ini Jamot dan keluarganya tinggal di blok J22.

Sehari-hari Jamot bekerja menarik becak motor dan mangkal di jalan besar yang tak jauh dari rumahnya.

Di hari kejadian, Kamis (3/12/2020) sekitar pukul 22.00 WIB dia sedang menonton televisi di rumah bersama istrinya.

Baca juga: Cerita Korban Banjir Medan, Tak Sangka Bisa Lintasi Banjir Setinggi Dada, Padahal Gendong 2 Anak

Sementara dua anaknya dan mertunya yang berusia 57 tahun sudah tidur di kamar.

Setelah menonton televisi, ,alam itu ia keluar rumah hendak bekerja narik becak motor.

Namun di saat bersamaan dia mendengar suara gemuruh air deras di depan rumah yang diselingi suara 'dus'.

Ia pun langsung berteriak memanggil istrinya untuk segera meninggalkan rumah. Jamot juga bergegas masuk ek dalam rumahnya dan mengangkat bayinya yang masih berusia 3 bulan dan 2 tahun.

Sementara istri Jamot menuntun mertuanya untuk keluar rumah. Ternyata malam itu, air di depan rumahnya sudah setinggal 1 meter.

Baca juga: Tagar #prayformedan Trending, Bagaimana Perkembangan Banjir di Medan?

Ia menggendong dua anaknya  serta menemani istri dan mertuanya menuju ke rumah kosong yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya.

Jamot kemudan memaksa membuka pintu rumah kosong tersebut dan meletakkan bayinya yang berusia 3 bulan. Lalu ia kembali menjemput anaknya yang berusia 7 tahun serta istri dan mertuanya.

Malam itu yang ia pikirkan hanyalah menyelamatkan keluarganya.

"Kebetulan rumah ini kosong, saya terjang saja pintunya. Saya letak anak saya di situ lalu kembali ke rumah lagi mengambil anak paling besar saya yang umurnya 7 tahun, kubawa ke sini. Saya tak menyangka ternyata banjir sampai tingginya hampir ke atap rumah," katanya.

Ia bercerita tak menyangka bisa melewati derasnya air bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri.

Baca juga: Parahnya Banjir di Medan, Mobil Terbawa Air dan Tersangkut di Pagar

"Kondisi sudah hujan, air makin tinggi, mati lampu dan semua terdengar orang teriak-teriak, hanya keluarga yang saya pikirkan," ungkapnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com