Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Ditangkap, 2 Pelaku Money Politics Diduga Kabur ke Malaysia

Kompas.com - 30/11/2020, 18:16 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com– Kepolisian Resor Nunukan, Kalimantan Utara, terus memburu dua terduga pelaku serangan fajar atau money politics untuk pemenangan salah satu pasangan calon (Paslon) dalam Pilkada 2020.

Keduanya diduga melarikan diri ke Tawau, Malaysia, melalui jalur ilegal.

Kasat Reskrim Polres Nunukan AKP Marhadiansyah Tofiqs Setiaji mengatakan, Polres Nunukan sudah berkoordinasi dengan Liaison Officer (LO) Polri di Tawau untuk membantu upaya penangkapan.

"Kita kejar belum dapat, asumsi kita mereka pergi ke sebelah (Malaysia), kita pakai semacam check post, dan kita akan berkoordinasi dengan LO Tawau untuk membantu pengejaran," ujarnya, Senin (30/11/2020).

Baca juga: Jauhkan Diri Dari Money Politics, Mahasiswa Diharapkan Lakukan Ini di Pilkada 2020

Kedua terduga pelaku mulai kabur setelah Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nunukan menyerahkan kasusnya untuk penyidikan di kepolisian pada 24 November 2020.

Setiaji mengatakan, keduanya kabur karena takut berurusan dengan polisi.

"Mereka takut begitu kasusnya dilimpahkan ke kami, anggota masih lakukan pengejaran," tegasnya.

Sedangkan LO Polri di Tawau AKBP Ahmad Fadilan menyatakan, saat ini Pemerintah Malaysia masih menerapkan lockdown, sehingga tidak mungkin ada WNI yang masuk lewat jalur resmi.

Namun, Fadilan mengatakan, bisa saja ada orang yang melintasi batas negara lewat jalur ilegal.

Baca juga: Di Balik Kasus Bocah 8 Tahun Mencuri Puluhan Kali di Nunukan, Ini Kata Pemerhati Masalah Anak

Pasalnya, perbatasan Nunukan-Tawau punya garis batas sepanjang 1.000 kilometer yang tidak seluruhnya bisa dijaga karena keterbatasan petugas.

"Sementara di sisi lain, para pelaku kejahatan dan pelanggaran hukum di perbatasan negara melalui jaringannya senantiasa melakukan aksi kucing-kucingan dengan petugas. Memang ada kendala keterbatasan baik personel maupun sarana prasarana," jawabnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com