PURBALINGGA, KOMPAS.com- Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah menyiapkan bekas gedung SMPN 3 Purbalingga sebagai ruang isolasi darurat bagi pasien Covid-19 tanpa gejala.
Langkah ini terpaksa dilakukan mengingat ruang isolasi di rumah sakit rujukan telah penuh.
Sementara itu ledakan kasus telah menembus angka 1.207 dengan rincian 39 orang meninggal dan 753 pasien masih dirawat.
Baca juga: Kasus Covid-19 Tembus 1.207, Pemkab Purbalingga Tak Terapkan Jam Malam
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, Hanung Wikantono merinci, saat ini ada enam rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Purbalingga yakni RSUD Goeteng Taroenadibrata, RSUD Panti Nugroho, RS Siaga Medika, RS Harapan Ibu, RS Nirmala dan RS Ummu Hani.
“Enam RS rujukan ini total hanya memiliki ruang isolasi sebanyak 128 kamar,” ujarnya.
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Purbalingga, Sarwa Pramana mengatakan, untuk menampung pasien tanpa gejala, pemerintah sebelumnya telah menggunakan gedung Puskesmas Gambarsari.
Namun seiring penambahan jumlah pasien terkonfirmasi positif, gedung tersebut tidak cukup hingga akhirnya dibukalah Gedung Korpri Purbalingga sebagai ruang isolasi darurat.
“Untuk efisiensi tenaga kesehatan, sekarang kami memusatkan isolasi pasien tanpa gejala di bekas gedung SMPN 3 Purbalingga. Di lantai satu kapasitas maksimal 100 orang, baru digunakan 33,” terangnya saat jumpa pers, Senin (30/11/2020).
Baca juga: Kades di Purbalingga Bawa 2 Karung Uang Koin untuk Bayar Pajak
Meskipun sudah memiliki tiga gedung untuk isolasi darurat, tapi jumlah tersebut masih belum sebanding dengan laju persebaran virus corona di Purbalingga.
Oleh karena itu, Sarwa mengarahkan sebagian besar pasien tanpa gejala dan bukan komorbid untuk menjalani karantina mandiri di rumah.
“Kalau ada warga yang menolak atau untuk menjaga anggota keluarga yang lain, baru kami tampung di eks gedung SMPN 3,” jelasnya.