Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Terus Bertambah, Dinkes Salatiga Cari Pusat Isolasi Baru

Kompas.com - 29/11/2020, 19:58 WIB
Dian Ade Permana,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Salatiga meningkat signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Pada Minggu (29/11/2020), Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga Siti Zuraida mengumumkan, terdapat 34 pasien baru yang dinyatakan positif Covid-19.

Baca juga: Puluhan Pelajar Terinfeksi, Sebuah SMP Swasta di Jepara Jadi Klaster Covid-19

Siti mengatakan, secara kumulatif terdapat 644 kasus positif Covid-19 di Salatiga. Rinciannya, 426 pasien sembuh, 19 pasien meninggal, dan 199 kasus aktif.

"Dari 23 kelurahan, pasien terbanyak berasal dari Sidorejo Lor dengan 35 orang dan dari Tegalrejo 26 pasien," kata Siti saat dihubungi, Minggu. 

Sementara, wilayah yang memiliki kasus positif Covid-19 paling sedikit adalah Pulutan satu pasien dan Cebongan sebanyak dua pasien.

Lalu, Kelurahan Gedongan, Sidorejo Kidul, Tingkir Lor, Bugel, dan Kalicacing, masing-masing tiga pasien.

Karena penambahan kasus positif Covid-19, Dinas Kesehatan mulai mencari lokasi baru yang bisa dijadikan sebagai pusat karantina.

"Kami sudah melapor ke Sekda dan Wali Kota untuk membuat kajian tempat isolasi baru," jelasnya.

Sebagai alternatif utama, Dinkes Salatiga akan menggunakan Gedung Sinode yang memiliki kapasitas lebih 100 kamar.

"Ada juga gedung Bina Dharma kapasitas 160 kamar, tapi sering buat kegiatan workshop dari pusat. Survei juga menyasar ke hotel-hotel kelas melati yang memiliki kamar banyak," terangnya.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jabar, Jateng, Banten, Sumsel, Babel, dan Lampung 29 November 2020

Terpisah, Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengungkapkan, karena ledakan jumlah pasien Covid-19 di Salatiga, perawatan pasien akan dialihkan ke rumah sakit rujukan atau rumah sakit pendukung.

"Di RSUD Salatiga itu kan ruangnya terbatas, makanya untuk pasien nanti dirawat di tempat lain. Kemarin UKSW sudah menyediakan Rumah Sakit Ananda untuk perawatan, karena tempatnya representatif maka bisa dimanfaatkan," ungkap Yuliyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com