Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Yel "Hancurkan Risma", Pembelaan Putra Sulung dan Penjelasan Banteng Ketaton

Kompas.com - 28/11/2020, 06:15 WIB
Achmad Faizal,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebuah video pendek membuat gempar warga Surabaya di tengah masa kampanye Pilkada Surabaya 2020.

Video berdurasi 19 detik itu menampilkan sekelompok orang meneriakkan yel yang memojokkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

"Hancur hancur hancurkan Risma, hancurkan Risma sekarang juga," demikian bunyi yel tersebut.

Video itu viral di aplikasi pesan instan dan media sosial.

Sebagian orang yang menyanyikan yel tersebut mengenakan atribut pasangan calon wali kota Surabaya nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman.

Terlihat sebuah spanduk bertuliskan silaturahmi pendukung dengan gambar Machfud Arifin-Mujiaman di belakang mereka.

Belakangan diketahui yang menyanyikan yel itu merupakan Kelompok Banteng Ketaton. Mereka adalah kumpulan kader PDI-Perjuangan yang kecewa karena rekomendasi calon wali kota jatuh kepada Eri Cahyadi di Pilkada Surabaya 2020.

Baca juga: Berisiko, Warga Positif Covid-19 yang Karantina Mandiri Akan Dipindahkan ke Jember Sport Garden

Mereka mengalihkan dukungan kepada pasangan nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman sebagai bentuk protes.

Ketua Klompok Banteng Ketaton Sri Mulyono Herlambang mengatakan, video itu direkam saat acara konsolidasi pemenangan paslon Machfud Arifin-Mujiaman di Jalan Kranggan, Surabaya.

"Video itu direkam dua hari lalu di Jalan Kranggan," kata Sri Mulyono kepada Kompas.com, Jumat (27/11/2020) pagi.

Ragam reaksi

Forum Komunikasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (Forkom LPMK) Surabaya menyerukan kedua pasangan calon yang berlaga di Pilkada Surabaya untuk berkampanye secara ramah dan tidak provokatif.

Ketua Forkom LPMK Surabaya Unsi Fauza mengatakan, sebagai warga Surabaya, ia tak terima ada pihak yang merendahkan Risma.

"Beliau (Risma) masih wali kota sekarang. Apa salah Bu Risma kok sampai mau dihancurkan," terangnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com