Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ayah Angkat Bocah 8 Tahun yang Konsumsi Susu Campur Narkoba sejak Bayi: Dia Pusing Jika Tak Mencuri

Kompas.com - 26/11/2020, 06:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Kebiasaan mencuri B, bocah delapan tahun asal Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, ternyata memang sudah dilakukan sejak duduk di bangku taman kanak-kanak (TK).

Hal tersebut diakui oleh ayah angkat B, Adam, yang menyekolahkan B saat TK.

Adam bersedia menjadi ayah angkat karena kasihan dengan kondisi keluarga B yang broken home.

Belakangan, berdasarkan asesmen yang dilakukan Unit UPT PPA Kaltara, B disebut mengalami juvenile deliquency atau kenakalan remaja yang bisa saja menjurus ke arah kriminal.

Dan diketahui pula, ayah kandung B kerap mencampurkan sabu-sabu ke dalam minuman susunya, sejak B masih bayi.

Baca juga: Kenakalan Bocah Kleptomania sampai Bikin Balai Rehabilitasi Menyerah, sejak Bayi Konsumsi Susu Campur Narkoba

Pusing jika tak mencuri

Ilustrasi uangKOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi uang
Adam mengatakan saat TK, B sudah sering mencuri di warung-warung tetangga.

Meskipun nominalnya tak besar, yaitu Rp 10.000 sampai Rp 50.000, hal tersebut sudah menjadi kebiasaan.

Adam pun sering mendapatkan keluhan warga terkait ulah anak angkatnya.

Sampai pada suatu saat, dia mempertemukan B dengan korban pencurian serta menghukum B dengan memukul tangannya dengan bambu kecil.

Tak disangka, respons B di luar perkiraan.

"Saya panggil dia, saya kasih jumpa orang orang yang melapor kalau dia mencuri, saya kasih kettek (pukul) tangannya pakai bambu kecil, apa dia jawab ? ‘Pusing kepalaku pak kalau tidak mencuri’, tertawa orang dengar dia cakap. Macam mana tidak pening (pusing) kepala kalau macam itu dia punya jawaban?" tutur Adam, Selasa (24/11/2020).

Baca juga: Ayah Angkat Ceritakan Kelamnya Masa Kecil Bocah Diduga Kleptomania

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com