Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Kleptomania, Bocah 8 Tahun Berkali-kali Tertangkap Mencuri Alami Juvenile Delinquency

Kompas.com - 25/11/2020, 19:11 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Ulah seorang anak delapan tahun berinisial B di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), yang puluhan kali ditangkap karena mencuri uang, ternyata tidak mengalami gangguan kepribadian kleptomania.

Ketua Forum Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Kaltara Fanny Sumajow menjelaskan, stigmatisasi kleptomania untuk B sama sekali tidak tepat.

Kleptomania merupakan hambatan psikologis yang membuat alam bawah sadar naik ke alam sadar, sehingga membuat pengidapnya melakukan hal tertentu tanpa disadari.

"Klepto itu mengambil barang barang yang tidak penting, misalnya batu dalam pot bunga, jepit rambut, pita, pensil, balpoint dan barang remeh temeh lain, tapi beberapa saat kemudian dia bingung kenapa benda-benda ini ada di tangan saya?" ujar Fanny sebagai psikolog yang diutus Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kaltara saat mengunjungi B di Mapolsek Nunukan Kota, Rabu (25/11/2020) sore.

Baca juga: Ayah Angkat Ceritakan Kelamnya Masa Kecil Bocah Diduga Kleptomania

Kleptomania bisa juga dikategorikan sebagai gangguan kepribadian atau gangguan psikologis yang biasanya disebabkan adanya tekanan yang muncul dari masa lalu.

Sementara yang terjadi pada B, lebih karena kenakalan remaja yang tidak lazim, perbuatan tersebut tanpa dia sadari menjurus ke arah kriminal.

"Dari asesmen yang kami lakukan, kasus ini murni kenakalan remaja. Bahasa psikologisnya juvenile delinquency, sehingga berakibat ABH atau anak berhadapan dengan hukum," jelasnya.

Menurut Fanny, perbuatan B muncul karena adanya dorongan secara psikologis yang membuatnya seakan tersentak untuk melakukan perbuatan. Sebenarnya B sendiri tidak sadar kalau itu bisa menjadikannya seorang kriminal.

Baca juga: Kenakalan Bocah Kleptomania sampai Bikin Balai Rehabilitasi Menyerah, sejak Bayi Konsumsi Susu Campur Narkoba

Ini lazim terjadi ketika pelaku mengalami trauma di masa lalu, terlebih B sudah merasakan zat adiktif dan minuman dengan kandungan alkohol sejak bayi, yang membuat sarafnya tidak bermain.

Akhirnya kognitifnya mengalami kehancuran perlahan, ditambah perlakuan keluarganya yang seakan menolaknya sebagai bagian keluarga.

"Ada SR (stimulus respons), stimulus itu ketika orang memberi dan kita menerima, take and give, kalau dia selalu dibentuk dengan kekerasan. Apa yang dia lakukan? Yang terjadi dia akan membalas dengan kekerasan karena dia ada role model, karena ada contoh. Tapi ketika dia diberi kelembutan maka dia juga akan membalas sedemikian juga," jelas Fanny.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com