KILAS DAERAH

Kilas Daerah Jawa Tengah

Manfaatkan Pemasaran Digital, UKM Jateng Dituntut Harus Kuasai Teknologi

Kompas.com - 20/11/2020, 09:14 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah (Jateng) Siti Atikoh Ganjar Pranowo menuturkan, sudah saatnya pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) beralih memasarkan produknya dengan memanfaatkan teknologi informasi.

“Baik itu untuk promosi sampai peragaan busana. Oleh karenanya, usaha kecil menengah (UKM) dituntut harus bisa menguasai teknologi,” ujar Atikoh.

Pernyataan itu ia sampaikan saat membuka event UKM Virtual Expo (UVO) 2 di kantor Dinas Koperasi (Diskop) UMKM Jateng, di Jalan Sisimangaraja, Kota Semarang yang disiarkan secara virtual, Kamis (19/11/2020).

Atikoh mengajak pelaku UMKM harus berusaha keras memanfaatkan teknologi informasi supaya bisa menarik minat masyarakat.

Baca juga: Pemprov Jateng Jadi Profil Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Terbaik Sektor Pemerintah 2020

“Tentu dengan cara memanfaatkan pemasaran secara digitalisasi,” kata Atikoh, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Kamis (19/11/2020).

Maksud digitalisasi tersebut adalah seperti dari sisi teknik pengambilan foto produk biar menarik, menangkap peluang marketplace, dan bekerja sama dengan platform pemasaran digital.

“Mau tidak mau, suka tidak suka. UMKM, ayo belajar bersama-sama untuk bisa menguasai teknologi, sehingga bisa meraih pangsa pasar,” sambung Atikoh.

Menurut Atikoh, pasar digital memiliki potensi luar biasa ke depannya. Sebab, dengan menguasai teknologi pada penjualannya, berarti sama saja bisa memasarkan produknya di pasar borderless atau tanpa batas.

Baca juga: Peringatan Hari Santri, Pemprov Jateng Beri Penghargaan kepada 15 Duta Ponpes Terbaik

Dampak positifnya akan ada banyak yang melihat. Tidak hanya warga lokal tapi secara global.

“Jadi transaksi bisa secara dunia,” imbuh Atikoh yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Jateng.

Oleh karena itu, kata Atikoh, pelaku UMKM hendaknya cermat menangkap peluang ini.

Pemerintah tak lelah mendorong pelaku UMKM

Selain Gerakan dari pelaku UMKM, Atikoh menjelaskan, pemerintah provinsi (pemprov) Jawa Tengah sejauh ini tak lelah mendorong pelaku UMKM.

Seperti dengan memberikan pelatihan pemasaran secara online, membantu memetakan produk yang dibutuhkan, sampai melakukan pelatihan administrasi keuangan.

“Ada yang secara offline atau online itu juga didampingi sampai eksekusinya. Salah satunya kami mencoba memajukan UMKM Rembang yang akan menjadi klaster untuk fesyen,” beber Atikoh.

Hal ini, lanjut Atikoh, karena Rembang memiliki potensi besar, seperti batik Lasem-nya yang luar biasa.

Baca juga: Silaturahmi ke Kediaman Habib Luthfi, Ganjar Sebut Acara Keagamaan Tak Dilarang Asal Sesuai Protokol

“Harapannya itu akan menjadi tren di Jateng hingga nasional,” ujar Atikoh.

Dalam kesempatan itu, Atikoh turut mengapreasi gelaran acara fesyen UVO 2. Menurutnya event ini menjadi awal UMKM sektor fesyen mulai menggeliat.

Maka dari itu, kata Atikoh, yang sekarang perlu dilakukan UMKM adalah menyiasati peluang pasar. Namun, harus bisa beradaptasi pada kondisi sekarang yang berbeda dibanding sebelum pandemi Covid-19.

Baca juga: Ganjar Merasa Kepala Daerah Tak Perlu Diancam Terkait Pelanggaran Protokol Kesehatan

Misalnya, seperti yang dilakukan perancang busana Indonesia, Anne Avantie. Sebelumnya, ia mungkin membuat produk UMKM kelas premium, sekarang harus memikirkan pula produk pakaian kasual dan nyaman dipakai.

Hal itu sebagai bentuk pemenuhan masyarakat yang banyak beraktivitas di rumah. Sebab, mereka tetap beraktivitas namun melalui daring.

“Untuk itu, UMKM harus bisa menyiasati itu,” ucap Atikoh.

Pentingnya berbagi kisah sukses

Pada kesempatan yang sama, Anne Avantie mengatakan, dirinya menekankan pentingnya berbagi true story atau kisah sukses dan teori.

Menurut Anne, dukungan kepada pelaku UMKM tidak melulu dalam bentuk produk namun juga membagikan kisah sukses.

“Orang sekarang lebih mendengar true story dibanding teori. Mungkin saya adalah tokoh true story,” kata Anne yang ikut mendampingi Ketua Dekranasda Jateng Siti Atikoh.

Lebih lanjut Anne menyatakan, kekuatan UMKM bukan hanya pada produk tapi juga kepopuleran personal branding seperti dirinya. Sebab, dirinya memang memiliki keinginan untuk menjadi pribadi yang populer.

Baca juga: Pegawai Pemprov Jateng yang Abai Protokol Kesehatan Bakal Didenda Rp 500.000

Anne yakin, saat popularitas sudah digenggam, orang-orang akan lebih mendengar, dan melihat lebih dalam personal serta produknya.

“Popularitas itu seperti bensin. Naik mobil lebih cepat sampai dibanding yang lain,” kata Anne yang juga warga Kota Semarang ini.

Oleh karena itu, lanjut Anne, bersama jajaran pemerintah Jateng, ia berharap pelaku UMKM provinsi ini dapat mengubah sudut pandang bahwa produk saja tidak cukup. Namun, juga dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, dan juga kerja cermat.

Baca juga: Muncul Klaster Sekolah, Pemprov Jateng Diminta Setop KBM Tatap Muka

“Di sinilah letaknya UMKM harus sadar dirinya adalah sebuah energi yang akan mendorong produknya untuk laku. Maka dari itu, jangan takut ketika harus di depan sendiri,” harap Anne.

Ia berharap dengan membagikan pengalaman tersebut kepada pelaku UMKM di Jateng, bisa memunculkan seseorang yang menjadi tokoh usaha menengah.

Tokoh tersebut, lanjut Anne, diharapkan tetap memberikan hal positif untuk produknya dengan tidak menuruti kemauan masyarakat yang justru menghilangkan kestabilan produknya.

“Tetap harus popular, harus mengejar popularitas dalam standar positif,” pungkas Anne.

Yes U Can! Ojo Sambat Ojo Kendo

Seperti yang dikatakan Siti Atikoh Ganjar Pranowo, Pemprov Jateng terus mendukung pelaku UMKM. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggelar UKM Virtual Expo (UVO) 2.

Kepala Diskop Jateng Ema Rachmawati mengatakan, UVO 2 kali ini mengkhususkan pada produk fesyen dengan spirit "Yes U Can! Ojo Sambat Ojo Kendo".

“Anda semua bisa, tidak boleh mengeluh dan jangan mengendorkan semangat untuk terus berjualan,” ujar Ema.

Baca juga: Pemprov Jateng Bantu Sambungan Listrik Gratis Senilai Rp 16,3 Miliar untuk 15.000 Rumah

Lebih lanjut Ema mengatakan, pihaknya menargetkan agar produk fesyen Jateng dikenal.

“Jadi, tak hanya Pekalongan, Semarang, dan Solo,” imbuhnya.

Pasalnya, lanjut Ema, saat event diadakan banyak potensi kota lain bermunculan, hanya kualitasnya yang perlu diperbaiki.

“Target selanjutnya adalah mendorong kabupaten dan kota yang memiliki kain agar membuat produk baju,” paparnya.

Baca juga: Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Pemprov Jateng Kucurkan Dana Rp 2,23 Triliun

Oleh karena itu, Pemprov Jateng mendorong agar semua daerah membangun fesyen provinsi ini dengan kain mereka semua. Sebab, wilayah Jateng sendiri masih kurang dalam fesyennya.

“Batik, lurik dan tenun. Itu yang ingin kami bangun dengan mendorong teman-teman di seluruh kabupaten dan kota,” ujarnya.

Ema menyatakan total ada sekitar 110 UMKM fesyen Jateng dengan produknya mencapai 2.595 yang tampil di UVO 2.

Baca juga: Pegawai Pemprov Jateng yang Abai Protokol Kesehatan Bakal Didenda Rp 500.000

Produk tersebut, tambah Ema, seperti, daster, topi, dan lainnya. Dari semua produk, daster omsetnya naik 300 persen.

Dengan kesuksesan UVO, Ema optimistis pelaku UMKM fesyen akan berduyun-duyun ingin ambil bagian di event serupa selanjutnya.

Kegiatan UVO sendiri berlangsung dua hari pada Kamis (19/11/2020) - Jumat (20/11/2020).

Masyarakat pun bisa mulai berbelanja berbagai produk fashion UMKM se-Jawa Tengah tersebut secara lengkap dari ratusan toko online melalui www.ukmvirtualexpo.com.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com