Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 di Jateng Melonjak, Diduga karena Libur Panjang, Terbanyak Klaster Keluarga

Kompas.com - 17/11/2020, 18:03 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo menduga lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Tengah disebabkan karena liburan panjang pada Oktober 2020.

Namun, untuk memastikan hal tersebut pihaknya bersama tim ahli masih menganalisa lebih lanjut.

"Ini perlu diteliti lebih lanjut, tapi kayaknya ada (pengaruh libur panjang)," ujar Yulianto di kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa (17/11/2020).

Baca juga: Masyarakat Diminta Tetap Jaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi Covid-19

Yulianto menyebut salah satu penambahan kasus Covid-19 yang paling menonjol usai liburan panjang terjadi di Kabupaten Sragen.

"Contohnya itu kasus di Sragen, ada pemudik dari Jakarta ke Sragen walaupun kepentingannya bukan liburan tapi mau kawinan tapi ternyata membawa (virus) dan menularkan ke lain-lain sehingga ada klaster keluarga yang banyak dan fatal," jelasnya.

Penambahan kasus Covid-19 di Jateng juga didominasi oleh klaster rumah tangga atau keluarga, klaster pondok pesantren, dan klaster tempat kerja.

"Klaster keluarga mendominasi dengan persentase 32 persen, lalu klaster ponpes 13,9 persen dan klaster tempat kerja," tandas dia.

Selain itu, peningkatan angka kasus Covid-19 di Jateng dipengaruhi oleh gencarnya tes massal yang dilakukan.

Bahkan, kata dia, tes massal dan uji spesimen di Jawa Tengah sudah melampaui standar harian WHO.

"Sudah melebihi standar harian WHO, rata-rata per hari ada 9.500 tes PCR atau hampir dua kali dari yang dianjurkan oleh WHO," ungkapnya.

Baca juga: Penambahan Kasus Positif Covid-19 di Jateng Tertinggi, Dinkes Sebut karena Gencar Tes Massal

Pihaknya memastikan bahwa sampai saat ini okupansi rumah sakit masih tergolong aman.

Penambahan kamar isolasi dan ICU untuk 52 rumah sakit yang ditunjuk pemerintah akan dilakukan.

"Fluktuatif naik-turun per hari, sampai saat ini masih aman. Tapi sesuai arahan Pak Gubernur, kita akan menambah ICU maupun tempat isolasi. Memang belum mengkhawatirkan tapi itu (penambahan) penting," tuturnya.

Penambahan tempat tidur isolasi dan ICU tersebut, lanjutnya, beserta dengan peralatan yang dibutuhkan.

"Dari pertemuan dengan Direktur rumah sakit milik pemerintah daerah ada 52 itu sepakat ada penambahan. Itu juga dengan alatnya seperti ventilator dan lainnya," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com