Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/11/2020, 14:08 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Korban keracunan massal seusai menyantap hidangan pesta ulang tahun di Desa Cikunteun, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, tercatat total seluruhnya sebanyak 74 orang.

Sebagian besar korban yakni rombongan berjumlah 46 orang asal Kampung Cilimus, Desa Sukasenang, Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya, yang sebelumnya sengaja datang bersama-sama ke acara ulang tahun tersebut.

"Kalau total korban yang sempat mendapatkan pemeriksaan medis berjumlah 74 orang. Sebanyak 30 korban masih dirawat di ruang darurat madrasah Kampung Cilimus, 5 orang lagi dirawat di Puskesmas Tinewati, Singaparna, sisanya sudah sembuh," kata dr Fitriani Firdaus, petugas Puskesmas Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya kepada wartawan di lokasi kejadian, Selasa (17/11/2020).

Baca juga: 46 Warga Satu Kampung di Tasikmalaya Keracunan Hidangan Pesta Ulang Tahun

Selama ini, tambah Fitri, petugas kesehatan telah mengambil sampel sisa makanan dan muntahan para korban untuk diuji di Laboratorium, Bandung.

Sehingga nantinya akan diketahui penyebab pasti terkait kasus keracunan massal ini.

"Tapi yang pasti penyebab keracunan ini akibat asupan makanan yang tak sesuai dengan pencernaan dan adanya bakteri yang masuk. Namun, pastinya nanti hasil uji lab sudah keluar baru akan diketahui," tambahnya.

Kini, para pasien yang masih dirawat di ruang darurat sebuah bangunan madrasah belum bisa dipastikan pulang.

Baca juga: Warga Tasikmalaya yang Keracunan Massal Dirawat di Madrasah dan RS

Biasanya, minimal mendapatkan perawatan selama 3 hari pasien keracunan akan mulai sembuh dan bisa pulang.

"Semua pasien sebanyak 30 orang di madrasah ini masih terpasang infus dan asupan obat-obatan untuk kesembuhan mereka," tambah Fitri.

Selama ini, lanjut Fitri, pihaknya hanya mengandalkan para perawat di Puskesmasnya yang berjumlah 4 orang.

Selama ini, tenaga kesehatannya hanya bisa bergantian untuk melayani pasien yang diprediksi akan masih bertambah.

"Kalau korban keracunan biasanya sudah satu atau dua hari baru akan merasakan gejalanya. Kita di sini hanya mengandalkan tim medis yang ada," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com