Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Pembunuhan Mahasiswi, Mayat Dibonceng Bertiga

Kompas.com - 16/11/2020, 16:52 WIB
Dewantoro,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Kepolisian Sektor Sei Bingai, Langkat, Sumatera Utara, mengungkap sejumlah fakta terkait kasus pembunuhan terhadap seorang mahasiswi berinisial YL (17).

Berikut beberapa fakta yang diungkap oleh polisi:

1. Mayat dibonceng menggunakan motor

Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Sei Bingai Ipda M Ketaren menyebut RA (18) dan SB (19) membawa mayat YL (17) menggunakan sepeda motor milik korban, yakni Honda Beat warna putih.

Pada saat itu, korban berada di bagian tengah jok motor, diapit oleh kedua tersangka.

Kedua pelaku meminta tolong seseorang yang berada di pinggir jalan agar mayat korban dinaikkan ke becak motor untuk dibawa berobat. 

Baca juga: Belum Ada Titik Terang, 3 Bocah Hilang di Langkat Belum Ditemukan, Ini Kata Polisi

"Itu ceritanya membawa mayatnya dibonceng tiga. Mayat posisi di tengah dan kepala ditutup. Ketika ada orang pesantren di pinggir jalan, minta tolong dinaikkan biar dibawa berobat. Kemudian orang pesantren bilang, 'lho ini tidak bernyawa lagi. Mau diantar ke mana ini?', dia pun tak tahu mau dibawa ke mana," ujar Ketaren ketika dikonfirmasi, Senin (16/11/2020).

Setelah itu, warga di Dusun Batu Burbar, Desa Pekan Sawah, Kecamatan Sei Bingai, Langkat, mulai berdatangan.

Selanjutnya, warga membawa kedua orang tersebut menuju pos polisi yang berada tidak jauh dari lokasi.

Baca juga: Misteri 3 Anak Hilang di Langkat Belum Juga Terselesaikan, Keluarga Heran Mereka Sirna Begitu Saja...

Tak lama kemudian, Kapolsek Sei Bingai Iptu Rismanto J Purba bersama anggotanya datang ke lokasi dan mengamankan kedua orang tersebut.

Adapun korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Dzoelham menggunakan ambulans.

Di rumah sakit tersebut, korban divisum dan diidentifikasi alamatnya.

Sementara itu, kedua pelaku dibawa ke Polsek Sei Bingai untuk diinterogasi.

Saat itu, keduanya mengakui bahwa mereka yang membunuh korban.

"Pertama dia enggak mengaku kenal. Dibilangnya dinaikkan orang tadi, 10 orang, dihadang kami. Padahal itu alibi dia. Dari situ kita sudah curiga," kata Ketaren.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com