Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngesti Nugraha Tak Menyangka Mantan Gurunya Jadi Relawan Pemenangan Ngebas

Kompas.com - 16/11/2020, 12:22 WIB
Dian Ade Permana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Calon Bupati Semarang Ngesti Nugraha tak kuasa menahan haru saat mengetahui gurunya semasa sekolah di SMP Negeri 1 Getasan Kabupaten Semarang Indra Triyuwana, menjadi relawan pemenangan untuk Ngesti Nugraha-Basari (Ngebas) di Pilkada 2020.

Indra datang ke Posko Pemenangan Ngesti Nugraha-Basari bersama Komunitas Lumut Ijo.

Guru olahraga tersebut telah pensiun sejak September 2020.

"Saya itu tahu Ngesti sejak sekolah, jadi saya ikhlas menjadi relawan pemenangan Ngebas," jelasnya kepada wartawan, Minggu (15/11/2020).

Baca juga: Debat Paslon Kabupaten Semarang, Bison Pamer 7 Program, Ngebas Punya 64 Program

Indra mengenang sosok Ngesti sebagai pribadi yang sederhana tapi memiliki semangat luar biasa.

"Kita tahu Ngesti berasal dari keluarga yang biasa, tapi tekadnya untuk memajukan dan menyejahterakan masyarakat harus kita dukung," ungkapnya.

Koordinator Komunitas Lumut Ijo, Ari Imam Basuki mengatakan seluruh anggotanya yang berasal dari 19 kecamatan menyatakan mendukung pasangan calon nomor urut 2, Ngesti Nugraha dan Basari.

"Kami percaya program-program dari Ngebas akan menyejahterakan warga Kabupaten Semarang," paparnya.

Baca juga: Usai Pengambilan Nomor Urut, Ngebas Maksimalkan Kampanye Daring

Sementara itu, Ngesti Nugraha mengatakan tengah memprogramkan Kartu Serasi Sehat untuk seluruh warga Kabupaten Semarang yang belum memiliki BPJS Kesehatan.

"Kunci dari pemerataan jaminan kesehatan adalah pendataan yang baik, makanya nanti data diperbaiki agar tidak ada tumpang tindih," jelasnya.

Ngesti menegaskan, anggota Lumut Ijo juga harus ditingkatkan kesejahteraannya.

"Insentif Linmas akan lebih baik lagi, nanti disesuaikan dengan keuangan daerah," paparnya.

Ketua DPC PDI-P Kabupaten Semarang ini juga menegaskan akan memanfaatkan tanah eks bengkok untuk pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

"Untuk itu perlu dibentuk kelompok sesuai potensi kewilayahan dan harus dikelola profesional," kata Ngesti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com