Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Malaysia Lockdown, Harga Elpiji di Krayan Rp 1,5 Juta, Semen Rp 1,8 Juta Per Zak

Kompas.com - 14/11/2020, 15:50 WIB
Ahmad Dzulviqor,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Barang-barang kebutuhan pokok di Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, melambung tinggi.

Salah satunya tabung elpiji 14 kg yang harganya membuat geleng-geleng kepala, yaitu mencapai Rp 1,5 juta per tabungnya.

Tingginya harga elpiji karena masyarakat Krayan harus membayar buruh gendong untuk mengambil tabung elpiji dari Malaysia. Adapun 98 persen barang kebutuhan warga Krayan berasal dari Malaysia.

Baca juga: Pura-pura Beri Wejangan, Dukun Setubuhi Ibu Rumah Tangga, Ternyata Korbannya Ada 7

Keberadaan buruh gendong tabung elpiji memang cukup membantu warga sekitar.

Meski harga elpiji melambung akibat pandemi Covid-19 dan imbas kebijakan lockdown Malaysia, masyarakat sekitar tidak terlalu ambil pusing.

Asalkan barang ada, mereka berusaha membeli dengan harga berapa pun.

"Kalau harga gasnya sekitar Rp 800.000. Untuk membayar buruh gendong sekitar Rp 700.000, jadi elpiji itu satu tong harganya Rp 1,5 juta di sini," ujar Camat Krayan Barat, Dawat Udan saat dihubungi, Sabtu (14/11/2020).

Baca juga: Ini Cara Beternak Lebah Madu hingga Hasilkan Omzet Rp 10 Juta Per Bulan

Buruh gendong akan mengambil tabung elpiji kosong untuk dibawa dengan sepeda motor ke perbatasan RI–Malaysia di Long Mekang.

Mereka akan menunggu kapal kecil di pinggir sungai dengan luas sekitar 30 meter yang merupakan wilayah Malaysia.

Kapal jenis ketinting tersebut datang dengan tabung elpiji siap pakai, lalu menukar tabung elpiji kosong yang dibawa buruh gendong.

"Dari pinggir sungai di Long Mekang yang masih wilayah Malaysia, buruh gendong yang semuanya pemuda dan kuat itu akan menggendong elpiji dengan Bekang (sejenis alat gendong suku dayak Lundayeh), diikatkan di punggung dan mendaki gunung tinggi sekitar dua jam," tutur Dawat.

Sesampai di puncak, mereka masih harus menggendongnya menuju jalan tani untuk sampai di jalan utama perbatasan.

Jarak Desa Lembudud dari perbatasan sekitar 6 km.

Dawat mengatakan, kelangkaan tabung elpiji di Krayan sudah terjadi sejak April 2020 atau sejak Malaysia menerapkan kebijakan lockdown.

Sulit mendapatkan kayu api kering untuk memasak karena cuaca yang tidak menentu membuat warga memilih membeli elpiji meski harganya jauh dari harga normal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com