Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Pembongkaran Mushala untuk Tambang Emas di Jambi, Sering Terendam Banjir dan Rencana Dibangun Ulang

Kompas.com - 14/11/2020, 07:57 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebuah mushala di Desa Tiga Aur, Kecamatan Pangkalan Jambu, Kabupaten Merangin dibongkar untuk lokasi baru penambangan emas tanpa izin (PETI).

Pembongkaran mushala tersebut sempat menghebohkan publik.

Namun menurut Kepala Desa Tiga Aur Jon Faizer, walaupun dibongkar, ada kesepakatan jika mushala tersebut akan dibangun ulang.

Ia menjelaskan kawasan di sekitar mushala juga telah dibeli dan dibongkar untuk aktivitas PETI.

Baca juga: Heboh Pembongkaran Mushala untuk Tambang Emas, Ini Penjelasannya

"Mushola itu memang mau dibongkar, karena mau diperbaiki. Jadi tidak semata-mata mau dijadikan lokasi PETI," kata Jon Faizer melalui sambungan telepon, Jumat (13/11/2020).

Ia juga menjelaskan jika kondisi mushala tesebut sudah memprihatinkan karena saat banjir, seluruh mushala terendam banjir.

Mushala tersebut terendam banjir karena dibangun di pinggir sungai.

Rencananya, mushala tersebut akan di bangun di lokasi yang jauh dari bibir sungai setelah tanah di sekitarnya sudah ditinggikan.

Baca juga: Jaringan Pengedar Aceh-Sumut-Jambi Tertangkap Bawa 14,8 Kg Sabu dalam Loud Speaker

Keputusan warga dan kepala desa

Pembangunan kembali mushala yang telah dibongkar tersebut dibenarkan oleh anggota DPRD Merangin Ahmad Kausari.

Sebagai putra daerah ia mengaku tak bisa berbuat banyak. Walaupun mushala tersebut dibangun di atas tanah milik keluarganya.

Menurutnya tanah yang digunakan untuk kawasan PETI itu bukan hanya miliknya tapi juga milik banyak orang. Sehingga untuk memutuskan segala hal harus melibatkan keluarga besar.

"Setelah dibongkar, mushala itu akan dibangun lagi," kata Kausari.

Baca juga: Ratumas Sina, Perempuan Belia Asal Jambi yang Tak Gentar Melawan Belanda

Kusairi mengakui secara pribadi ia menolak aktivitas PETI dapat merusak lingkungan. Namun sebagai pejabat publik, Kusairi mengatakan jika ia sudah berkomunikasi dengan masyarakat.

Tapi saat rapat desa, warga telah mengambil keputusan untuk membongkar mushala tersebut dan dibangun kembali di lokasi yang berbeda.

"Itu keputusan warga bersama Kades, yang memang mengetahui persoalan," kata Kausari.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Suwandi | Editor : Abba Gabrillin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com