Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bentuk Tim Investigasi Usut Dugaan Salah Tangkap Dosen UMI Makassar

Kompas.com - 09/11/2020, 18:06 WIB
Himawan,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Kasus dugaan salah tangkap dan penganiayaan yang dilakukan polisi terhadap AM (27), dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar masih didalami.

Setelah laporan resmi korban diterima di bagian Direktorat Reserse Kriminal Umum, Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam sebelumnya mengaku sedang menginvestigasi kejadian tersebut.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ibrahim Tompo mengaku telah membentuk tim investigasi untuk mengetahui detail peristiwa yang terjadi pada aksi tolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis (8/10/2020) lalu.

"Sedang didalami fakta-faktanya," kata Ibrahim kepada Kompas.com melalu pesan singkat, Senin (9/11/2010).

Baca juga: Kasus Dugaan Penganiayaan Dosen UMI Makassar, Polisi Periksa 5 Orang Saksi

Dikatakan Ibrahim, belum ada hasil dari investigasi yang dilakukan timnya tersebut perihal kebenaran dosen AM menjadi korban salah tangkap.

Namun, menurut Ibrahim, sudah ada lima anggota polisi yang diperiksa terkait kasus ini.

"Sudah ada 5 saksi (polisi)," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, seorang dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar, Sulawesi Selatan, berinisial AM (27) mengaku menjadi korban salah tangkap aparat kepolisian.

Hal itu terjadi saat aksi unjuk rasa menolak pengesahan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis (8/10/2020).

Baca juga: Komnas HAM Surati Kapolda Sulsel, Kecam Salah Tangkap dan Penganiayaan Dosen di Makassar

Tidak hanya salah tangkap, AM juga mendapatkan tindakan represif dari belasan aparat yang menangkapnya.

Dia mengaku dipukul berulang kali hingga mengalami luka lebam di bagian wajah dan beberapa anggota tubuhnya.

Hal ini membuat AM trauma, mengingat dia saat itu bukan bagian dari massa aksi yang bentrok dengan polisi saat demo berlangsung.

"Saya pada saat itu pertama tidak berada di lokasi. Saya mencari makan, setelah itu saya mau pergi nge-print. Saya biasanya print di depan Universitas Bosowa. Ketika saya mau ke sana, ternyata aksi masih terjadi," kata AM menceritakan detik-detik sebelum ditangkap di kantor PBHI Sulsel, Minggu (11/10/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com