YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tiga hari sudah warga Kalitengah Lor yang masuk dalam kategori kelompok rentan berada di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.
Selama di pengungsian mereka mendapatkan trauma healing.
"Iya ada trauma healing untuk pengungsi, itu yang mendampingi teman-teman Tagana," ujar Camat Cangkringan Suparmono saat ditemui di barak pengungsian Glagaharjo, Senin (9/11/2020).
Baca juga: Jalur Evakuasi Warga Lereng Merapi di Sleman Rusak
Suparmono menyampaikan pengungsi yang lansia diajak senam setiap pagi.
Tujuanya agar kesehatan para pengungsi khususnya lansia bisa terjaga.
"Ya salah satunya biar untuk mengurangi tingkat stres. Kalau di sini diam dan jenuh ya diadakan senam, biar sehat dan pemulihan psikisnya ya," urainya.
Menurutnya, para pengungsi ini juga mengalami saat erupsi Gunung Merapi 2010.
Sehingga mereka masih ada rasa trauma.
"Ada (yang masih trauma), kalau Saya ngobrol sama beberapa simbah memang ada yang ingat 2010, suaminya ngak ada (meninggal). Masih, masih mereka masih ingat," tegasnya.
Baca juga: Aipda Donny Rela Jadi Badut demi Senyum Anak-anak Pengungsi Merapi
Diungkapkanya, awalnya ada 133 orang warga dari kelompok rentan di Kalitengah Lor yang mengungsi.
Namun, jumlah itu bertambah menjadi 185 orang.
Tambahan pengungsi ini karena ada warga yang merasa khawatir dengan kondisi Gunung Merapi.
Sehingga mereka memutuskan untuk ikut mengungsi ke barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.