NUNUKAN, KOMPAS.com – Suryanto (48) atau lebih dikenal dengan panggilan Pakde Sur mempersembahkan sebuah video berisi pesan moral untuk masyarakat Kalimantan Utara dalam menghadapi Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) 2020.
Pria yang kesehariannya membuka warung angkringan di Jalan Bhayangkara, Nunukan, Kalimantan Utara, ini bermimpi memiliki pemimpin bersih.
Hal ini tentu tidak akan terwujud bila pemilihnya masih terpengaruh dengan iming-iming amplop atau politik uang yang selalu menjadi momok dan penyakit demokrasi.
Kemudian lahir sebuah film pendek bertajuk "Suaraku tidak bisa dibeli".
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Kalteng, Kaltim, Kaltara, Gorontalo, Sulbar, Sulsel, dan Sultra 30 Oktober 2020
Ide pembuatan film itu dari obrolan Suryanto dan teman-temannya yang juga penggagas seni. Mereka sepakat membuat film pendek bergenre komedi berisi pesan untuk pemilih dalam Pilkada 2020.
"Kita realisasikan dalam rekaman video bersama teman-teman, tujuannya semoga menjadi nasihat yang baik dan penyakit demokrasi kita disadari generasi muda dan yang tua-tua bisa memberi contoh yang baik," ujar Suryanto saat dihubungi Jumat (30/10/2020).
Mengambil lokasi di warung Angkringan Lek Soer, film pendek dengan durasi 8 menit karya Soer Production ini dimulai dengan adegan Suryanto yang mengeluhkan sepinya pembeli.
Dalam adegan itu, dia juga mengeluhkan penghasilannya makin menipis sementara kebutuhan hidup makin banyak.
Suryanto kemudian coba menambah penghasilan dengan menjual mie ayam keliling.
Hanya saja, meski sudah berjualan mulai pagi hingga siang, tapi pada masa pandemi Covid-19, usahanya masih belum bisa menutup modal yang keluar.
Dengan lesu, Suryanto pulang untuk beristirahat di rumahnya. Untuk melepas lelah, Pakde Sur menyalakan radio.
Tidak lama, dia mematikan kembali radio karena semakin stres dengan suara penyiar radio yang memberitakan kasus corona di hampir semua frekuensi.
Baca juga: APK Paslon Pilkada Kaltara Belum Dibagikan, Begini Penjelasan KPU
Datanglah Codot dengan perannya sebagai masyarakat yang diminta tim sukses salah satu pasangan calon (Paslon) untuk mencari dukungan suara.
Codot juga diberi tugas untuk menyebarkan amplop berisi uang kepada calon pemilih.
Adegan ini terlihat kocak karena tingkah konyol Codot yang diikuti jelingan mata heran Pakde Sur.