Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AWK, Anggota DPD Didemo karena Dianggap Lecehkan Kepercayaan Warga Bali

Kompas.com - 28/10/2020, 15:47 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Puluhan warga mendatangi Kantor DPD RI Perwakilan Bali, di Jalan Cok Agung Tresna, Renon Denpasar, Rabu (28/10/2020) siang.

Mereka datang untuk memprotes pernyataan anggota DPD RI Dapil Bali, Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedastraputra atau biasa disapa AWK.

Baca juga: Cerita Yaidah Kesulitan Urus Akta Kematian Putranya di Pemkot Surabaya hingga Harus ke Jakarta

Dalam orasinya, warga menyatakan kekecewaan terkait pernyataan AWK yang menyebut bahwa Ida Bhatara yang berstana atau mendiami Pura Dalem Ped, Nusa Penida bukanlah dewa. Aksi tersebut berakhir ricuh.

Baca juga: Cerita Yaidah, Ibu 51 Tahun Dioper-oper dari Surabaya ke Jakarta Urus Akta Kematian Anaknya

Hal itu terjadi setelah AWK datang ke tengah-tengah massa.

Kapolsek Denpasar Timur Kompol Nyoman Karang Adiputra mengatakan, kericuhan terjadi diduga karena emosi massa terpancing.

"Kita lihat sendiri mungkin karena massa terpancing emosi, dan beliau hadir di tengah-tengah. di luar dugaan terjadi gesekan," katanya di lokasi kejadian.

Setelah ada gesekan, polisi memisahkan kedua belah pihak. Setelah itu, massa berangsur-angsur membubarkan diri.

Adiputra mengatakan, warga yang datang berasal dari Perguruan Sandhi Murthi dan warga asal Nusa Penida, Klungkung.

Usai kericuhan, AWK mengaku dipukul sejumlah orang.

Awalnya, ia mengaku berniat menerima mereka untuk berdialog. Namun, warga malah datang melakukan orasi di depan gerbang kantor DPD.

AWK lalu mendatangi pedemo hingga keributan terjadi.

"Saya lihat dari lantai II sudah mulai keterlaluan. Mereka melakukan penghinaan secara pribadi. Saya pun berinisiatif untuk menemui mereka, ternyata saya dianiaya," katanya.

AWK mengaku mendapatkan luka lecet dan akan melaporkan hal ini ke Polda Bali.

"Yang melakukan penganiayaan itu sekitar dua sampai tiga orang," kata dia.

Terkait tuntutan yang disampaikan, AWK mengaku belum mengetahuinya.

"Saya tidak paham apa aspirasi mereka. Makanya kita buka pintu untuk bertanya apa yang mau disampaikan," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com