Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Buruh dari Serang yang Menuju Istana Presiden Dihadang Polisi

Kompas.com - 22/10/2020, 15:28 WIB
Rasyid Ridho,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Ribuan buruh dari Kabupaten Serang, Banten, yang akan berangkat ke Istana Presiden di Jakarta, dihadang pihak kepolisian.

Massa buruh tertahan di pertigaan Asem, Cikande, Gerbang Tol Cikande dan Gerbang Tol Ciujung.

Kendaraan bus yang membawa sekitar 1.500 orang itu mendadak dihentikan oleh pihak kepolisian.

Baca juga: Memalukan, Ada Lahan Ganja di Kabupaten Tasikmalaya

Polisi tidak memberikan izin melakukan aksi unjuk rasa ke Jakarta.

"Tentu kecewa, pergerakan kita untuk memperjuangkan menolak omnibus law dihadang aparat di Pintu Tol Ciujung, Tol Cikande dan pertigaan Asem," kata Ketua DPD Serikat Pekerja Nasional (SPN) Banten Intan Puspa Dewi kepada Kompas.com, Kamis (22/10/2020).

Intan mengatakan, meski dihadang, ribuan buruh dari sejumlah perusahaan tetap bertahan untuk menyampaikan aspirasi hingga aksi di Jakarta berakhir.

"Kita tetap bertahan sambil melakukan orasi, menyampaikan aspirasi penolakan omnibus law," ujar Intan.

Baca juga: Cerita Ayah dan Kado untuk R yang Meninggal Saat Menyelamatkan Ibunya

Padahal, menurut Intan, massa buruh dari wilayah Tangerang Raya diperbolehkan masuk ke wilayah Jakarta.

"Aneh kita dihadang, tapi rekan-rekan dari Tangerang pakai motor sudah sampai di Istana informasinya," kata dia.

Sebelumnya, Kapolda Banten Irjen Fiandar mengatakan, pihaknya akan melakukan penyekatan massa buruh yang akan berangkat ke Jakarta dari wilayah Banten.

"Penyekatan pasti, karena kalau enggak (disekat) kasihan Jakarta babak belur kalau tidak disekat oleh kita," kata Fiandar kepada wartawan pada Rabu kemarin.

Baca juga: Cerita Jurnalis yang Diduga Tertular Virus Corona Saat Meliput Demo

Fiandar memastikan, pihak kepolisan akan tetap mengawal dan menjaga kemanan dan ketertiban apabila ada aksi unjuk rasa.

"Kita prinsipnya siap ada demo di manapun, yang penting tidak anarkis. Pesannya jangan anarkis," ujar Fiandar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com