Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produktif Saat Belajar dari Rumah, Pelajar Bikin Kertas dari Gedebok Pisang

Kompas.com - 19/10/2020, 07:38 WIB
Jaka Hendra Baittri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Banyak pelajar yang memanfaatkan masa belajar dari rumah dengan kegiatan yang produktif, mengubah limbah gedebok pisang jadi kertas misalnya. Hal ini dilakukan oleh sejumlah pelajar SMKN di Jambi, dibina oleh Pertamina EP Jambi Field.

Saat ditemui Kompas.com, Ahadi Kurniawan (14), salah satu pelajar, tampak memotong-motong gedebok pisang di ruang kerja produksi kertas daur ulang (kedalang).

Setelah gedebok pisang dipotong sebesar telapak tangan, lalu dipotong lagi menjadi seukuran jari kelingking. Setelah itu, hasil potongan dikumpulkan, dibasahi sedikit air, lalu dijemur di atas penyaring berbentuk persegi panjang.

Baca juga: Cerita Perajin Gerabah Palembang Bertahan di Tengah Pandemi Tanpa Bantuan Pemerintah

Setelah agak lama gedebok pisang tersebut berubah bentuk seperti keset di atas saringan itu. Satu gedebok pisang itu bisa digunakan untuk membuat puluhan kertas. 

“Kalau tak pakai ini kertasnya warna biru jadinya,” kata remaja yang kerap disapa Aad ini.

Sementra Aad memotongi gedebok pisang, Gibran Ega Syahla (15), pelajar lain, bertugas mengambil beberapa genggam kertas yang sudah dihancurkan pada sebuah kantong plastik besar.

Kertas-kertas persegi panjang kecil itu dimasukkannya dalam ember dan direndam sekitar satu jam.

Selanjutnya kertas yang sudah lembek itu diambilnya segenggam dan dimasukkan ke blender.

Baca juga: Bertahan di Tengah Pandemi, Pekerja EO Beralih Jadi Perajin Kulit

Menambah uang saku

 

Dia menyobek sedikit gedebok pisang kering dan memasukkannya ke blender yang sama. Gibran kemudian memasukkan air sampai penuh ke blender warna merah marun itu.

Sekitar 1 atau 2 menit kertas itu hancur dan bercampur dengan gedebok pisang, Gibran menuangkannya dalam wadah air sedang berbentuk peti kecil. Agar bisa membuat sekali banyak, Gibran mengulangi pekerjaannya tadi.

Kemudian, Aad menyaring kertas dalam wadah belacu tersebut sekalian mencetaknya. Namun sebelum dicetak dan dijemur dia mencabut plastik-plastik kecil dengan pinset di kertas yang masih lembek itu.

“Plastik-plastik ini kalau ikut tercetak di kertas, pas digunakan untuk print dia tidak muncul alias kosong. Karena itu plastikya harus dibuang,” kata siswa SMKN 3 Jambi ini.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com