Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perawat di Pontianak Meninggal karena Covid-19, Miliki Komorbid Hipertensi

Kompas.com - 17/10/2020, 22:28 WIB
Hendra Cipta,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com – Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson menyebut, perawat yang meninggal dunia karena virus corona atau Covid-19 miliki penyakit penyerta atau komorbid hipertensi dan obesitas.

“Dia ada meminum obat hipertensi, selain itu juga mengalami obesitas,” kata Harisson melalui keterangan suara, Sabtu (17/10/2020) petang.

Menurut Harisson, diduga almarhumah tertular virus corona di luar rumah sakit, bukan di Ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Universitas Tanjungpura (RS Untan) Pontianak, tempatnya bertugas.

“Karena ruangan ICU tempat dia bertugas sama sekali belum pernah menangani pasien terkonfirmasi corona," ujar Harisson.

Baca juga: Perawat RS Untan Pontianak Meninggal karena Covid-19, Sempat Mengeluh Sesak Napas

Harisson menegaskan, selama ini, rumah sakit selalu menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

“Kami Dinas Kesehatan dan manajeman rumah sakit, dapat saya pastikan, melakukan prosedur standar sesuai pedoman dan SOP tentu nya,” ucap Harisson.

Diberitakan, seorang perawat yang bertugas di ruang intensive care unit (ICU) Rumah Sakit Universitas Tanjungpura (RS Untan) Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), meninggal dunia karena virus corona atau Covid-19, Sabtu (17/10/2020), sekitar pukul 04.00 WIB.

Perawat perempuan tersebut awalnya mengaku demam, batuk dan pilek, pada Minggu (11/10/2020), dan langsung dilakukan pemeriksaan swab.

“Keesokan harinya, Senin (12/10/2020), hasil swabnya keluar dan menunjukkan terkonfirmasi positif Covid-19,” kata Harisson.

Baca juga: Perawat Rumah Sakit Untan Pontianak Meninggal Dunia karena Covid-19

Sesuai dengan prosedur penanganan pasien Covid-19, kata Harisson, dia disarankan untuk menjalani isolasi di Rusunawa Pontianak.

Namun dia menolak, dan meminta isolasi mandiri di rumah.

“Almarhumah menolak isolasi di Rusunawa karena dia tinggal sendirian di rumah. Jadi isolasi mandiri di rumah,” ujar Harisson.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com