Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Penyekapan Polisi di Bandung, Diduga Libatkan Simpatisan KAMI hingga Klaim Diselamatkan oleh Relawan

Kompas.com - 16/10/2020, 11:01 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Brigadir A diduga disekap di sebuah rumah yang terletak di Jalan Sultan Agung, Kota Bandung saat aksi demo di Gedung DPRD dan Gedung Sate pecah pada Kamis (8/12/2020).

Kuat dugaan penyekapan Brigadi A melibatkan simpatisan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) karena lokasi penyekapan adalah Posko Kesehatan KAMI.

Saat penyekapan, Brigadir A mengalami luka di kepala karena dianiaya menggunakan sekop dan batu.

Baca juga: 6 Petinggi KAMI Diperiksa Selama 7 Jam di Polda Jabar

"Anggota kita dianiaya kepalanya dengan menggunakan sekop kemudian menggunakan batu, nanti (ada) barang buktinya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Erdi A Chaniago saat konferensi pers di Mapolda Jabar, Senin (12/10/2020).

Awalnya ada 75 demonstran yang ditangkap karena melakukan tindakan anarkistis. Dari hasil pengembangan, 7 orang di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.

Namun hanya tiga orang yang ditahan di Mapolda Jabar. Mereka ada DR, CH, dan DH, Sementara empat orang lainnya dibebaskan karena masih diperiksa terkait peran mereka.

Baca juga: Penangkapan Petinggi KAMI Beserta Bukti-buktinya Versi Polisi...

"Pelaku yang kita tahan ini adalah yang melakukan penyekapan, tiga orang yang melakukan penganiayaan ini," ucap Erdi.

Menanggapi hal tersebut Presidium KAM Jabar, Sofyan Sjahril mengatakan petinggi KAMI Jabar yang diperiksa sebagai saksi atas kasus penyekapan tersebut telah dipanggi atas nama personal.

"Yang dipanggil itu diundang sebagai sebagai saksi oleh penyidik, tapi personal, orang yang melihat dan mendengar kasus pemukulan di posko kesehatan kemanusiaan. Jadi saksi-saksi ada personal, bukan atas nama KAMI. Ada enam orang partisipasi rawat," kata Sofyan.

Baca juga: Tahan Petinggi KAMI, Polri: Tak Ada Penangguhan

"Bukan disekap, tapi diselamatkan"

Petugas tampak bersiap menghalau aksi anarkisme yang dilakukan pendemo tolak UU Cipta Kerja di Kota Bandung. aksi demo diwarnai kericuhan dan lemparan batu, Kamis (8/10/2020).KOMPAS.COM/AGIE PERMADI Petugas tampak bersiap menghalau aksi anarkisme yang dilakukan pendemo tolak UU Cipta Kerja di Kota Bandung. aksi demo diwarnai kericuhan dan lemparan batu, Kamis (8/10/2020).
Sofyan menceritakan kejadian awal dugaan penyekapan anggota polisi di posko KAMI.

Menurutnya saat aksi Kamis (8/10/2020) KAMI sepakat membuat posko kesehatan dan konsumsi yang akan ditempatkan di bus mini.

Rencananya bus mini tersebut akan siaga mulai jam 11.00 WIB di depan gedung Pasca Ekonomi Unpad di Jalan Hayam Wuruk.

Namun dengan beberapa pertimbangan, posko dipindahkan ke salah satu rumah di Jalan Sultan Agung Nomor 12. Rumah dan garasi itu dipinjamkan oleh rekan dari salah satu anggota komite jaringan.

Pada pukul 14.00 WIB, logistik yang terdiri dari alat kesehatan dan minuman di drop di lokasi posko.

Baca juga: Penjelasan Polri soal Penolakan terhadap Gatot Nurmantyo dkk Saat Ingin Jenguk Petinggi KAMI

Selain itu para relawan dari berbagai simpatisan komunitas berdatangan untuk membantu di berbagai bidang. Di posko ada dua dokter dan beberapa ibu dari tenaga medis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com