Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suami Tewas Tertimbun Longsor Bersama Rumahnya, Istri Pensiunan Guru Ini Terus Menerus Pingsan

Kompas.com - 12/10/2020, 18:25 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Siti Masitoh (60), istri Abdul Rohman (83), seorang pensiunan guru yang tewas tertimbun longsor bersama rumahnya masih terus-terusan pingsan dengan bencana yang menimpa keluarganya di Kampung Anteghilir, Desa Malatisuka, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (12/10/2020).

Korban yang saat itu hampir tertimbun juga masih syok karena suaminya yang kali pertama membangunkan dan memberitahukan bahwa terjadi longsoran tanah yang meratakan rumahnya.

"Itu, ibu masih terus pingsan. Soalnya syok ayah yang pertama bangunkan ibu sebelum terjadi longsor. Eh, malah ayah yang tak bisa selamat sampai meninggal tertimbun longsoran tanah," Jelas Asep Saepudin (42), saat mendampingi ibunya di rumah kerabatnya, Senin siang.

Baca juga: Longsor dan Banjir Terjang 11 Kecamatan di Tasikmalaya, 1 Orang Tewas

Bapak sudah ditarik, kenapa lari ke arah dapur...

Asep menambahkan, ibunya sempat beberapa kali siuman dan menanyakan suaminya sampai diberitahukan bahwa telah meninggal, lalu tak berselang lama langsung tak sadarkan diri lagi.

Apalagi, saat kejadian ibunya sempat menarik tangan korban meninggal bersama dirinya sampai akhirnya salah arah saat berlari menyelamatkan diri.

Mungkin, momen itu yang disayangkan oleh ibunya sampai mengetahui kalau suaminya telah meninggal tertimbun longsor.

"Jadi ibu saya teringat dan selalu mengulang perkataan, itu bapak sudah ditarik, kenapa malah larinya salah ke arah dapur dekat longsor. Bapa tadi memang sudah kena tangannya ditarik, tapi malah lepas dan salah arah larinya. Saya dan ibu ke pintu depan, bapa malah ke dapur. Udah itu, ibu pingsan lagi," tambah Asep.

Baca juga: Fakta Terkini Banjir dan Longsor di Garut, Bupati Sebut Soal Kerusakan Hutan

Kampung terpencil

Meski demikian, Asep dan keluarga besarnya telah menerima kematian ayahnya sebagai takdir akibat bencana alam yang menimpanya.

Pihaknya hanya berharap mendapatkan perhatian pemerintah terkait wilayahnya yang selalu terjadi bencana longsor kalau musim hujan.

Apalagi, wilayahnya selama ini berada di lembah dan dikelilingi perbukitan dengan kondisi tanah yang labil.

"Tapi, kami sudah menerima bahwa kejadian ini adalah musibah dari yang maha kuasa," tandas Asep.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com